TEMPO.CO, Amsterdam - Putri Muammar Qadhafi, Aisha Qadhafi, mengajukan petisi formal ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) meminta salinan resmi dari sertifikat kematian mantan pemimpin Libya itu.
Pengacara Aisha, Nick Kaufman, mengatakan langkah ini merupakan bagian untuk menunjukkan bahwa Dewan Nasional Transisi Libya tidak mampu menyelenggarakan pengadilan yang adil untuk kakaknya, Seif al-Islam. Sang kakak kini ditahan di gurun terpencil selatan negara itu sejak November.
Pengadilan Kejahatan Perang di Den Haag, Belanda, sebelumnya telah mengatakan kepada Aisha, yang berada di Aljazair, untuk mencari informasi melalui otoritas baru Libya. Tapi Kaufman mengatakan tidak ada bagian dari pemerintah baru yang telah menanggapi permintaannya untuk informasi dasar tentang kematian ayah Aisha. Ia menyatakan tak tahu lagi di mana harus mendapatkannya. "Otoritas Libya mana lagi yang harus kami mintai," kata Kaufman.
Hingga kini, ICC belum memutuskan rencana pemerintah baru Libya untuk mengadili Seif dan mantan Kepala Intelijen Libya Abdullah al-Senoussi di Libya. ICC mendakwa mereka atas kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan ganda, yang diduga dilakukan selama tindakan keras rezim kepada pengunjuk rasa.
Libya terus melobi agar Seif diadili di negeri itu dengan menjanjikan pengadilan yang adil baginya.
Sebelumnya, jaksa ICC, Luis Moreno-Ocampo, mengatakan kepada PBB, tahun lalu, ada kecurigaan serius bahwa kematian Muammar Gadhafi merupakan kejahatan perang. Ia diduga dieksekusi setelah ditangkap.
TRIP B | AP