TEMPO.CO , Jenewa - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyerukan gencatan senjata harian untuk memungkinkan penyaluran bantuan yang sangat dibutuhkan di Suriah. Aktivis menyatakan sedikitnya 100 orang tewas pada Selasa dalam serangan pasukan pemerintah terhadap desa-desa dan serangan artileri di kota Homs.
"Ini harus berlangsung setidaknya dua jam setiap hari, sehingga staf ICRC dan relawan Bulan Sabit Merah Suriah memiliki cukup waktu untuk memberikan bantuan dan mengevakuasi yang terluka dan sakit," kata Presiden ICRC, Jakob Kellenberger.
Pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 100 orang dalam serangan terhadap Homs dan penggerebekan di desa dan kota di provinsi Idlib dekat Turki, Komite Koordinasi setempat mengatakan.
Sepuluh anak-anak dan tiga wanita termasuk di antaranya, kata dia. Ia menyebut apa yang tengah terjadi di Suriah adalah pelanggaran HAM berat.
Di Damaskus, pasukan keamanan menembaki demonstran semalam, melukai sedikitnya empat orang, kata aktivis. Kekerasan melanda ibukota selama seminggu terakhir, meruntuhkan pernyataan penguasa Suriah, Bashar al-Assad bahwa pemberontakan yang sudah berlangsung selama 11 bulan itu hanya di provinsi tertentu dan pekerjaan penyabot.
Negara-negara Barat dan Arab yang secara terbuka mencari jalan bagi kejatuhan Assad sedang mempersiapkan untuk pertemuan perdana grup "Sahabat Suriah" di Tunisia, Jumat. Rusia mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan itu karena tak ada keterwakilan pemerintah Suriah. Lebanon, yang telah berusaha untuk menjauhkan diri dari kekacauan di perbatasan, juga akan menjauh dari pertemuan Tunis.
Rusia dan Cina yang lebih condong meminta Assad memulai program untuk reformasi, yang mencakup rencana untuk referendum konstitusi baru yang akan mengarah pada pemilihan umum dalam 90 hari. Assad mengatakan ini harus memenuhi tuntutan demokrasi; lawan-lawannya mengatakan proposal itu hanya akal-akalan dia saja.
TRIP B | REUTERS