TEMPO.CO , Singapura-- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong merasa nama baiknya dicemarkan atas berita miring soal dia dan istrinya yang dituding terlibat praktek kolusi di grup perusahaan Temasek. Ia lantas melemparkan protes resmi kepada Richard Wan, editor situs Internet sosial politik Temasek Review Emeritus (TRE), dengan tuduhan penyebarluasan berita palsu.
"Tulisan yang dibuat TRE itu palsu dan tidak berasas," kata pengacara perdana menteri, Davinder Singh, kepada wartawan, Senin 20 Februari 2012.
Lee gemas saat membaca tulisan yang bertajuk "PAP Government is Full of Ironies", pada situs bertanggal 16 Februari lalu. Dalam tulisannya, Matthew Chua, seorang staf redaksi TR Emeritus, menuding adanya praktek kolusi dan nepotisme dalam pengangkatan istri Perdana Menteri Lee menjadi CEO Temasek Holding. "Berita itu bohong," ujar Lee seperti ditirukan pengacaranya.
Dalam tuntutannya, Lee meminta redaksi yang terbit pertama kali pada 2004 itu mencabut tulisan tersebut dari laman situsnya beserta seluruh komentar pembaca yang ada di dalamnya. Lee juga menginginkan penulis dan TRE meminta maaf secara resmi kepadanya. "Kami beri waktu lima hari," ujar Davinder. "Jika tidak dipenuhi, kami gugat secara hukum."
Menanggapi protes Lee, Richard Wan memilih meminta maaf. Ia berjanji bakal mencabut tulisan yang menyinggung dan mengganggu kehidupan perdana menteri, seraya berharap agar masalah ini tidak terus diperlebar hingga ke jalur hukum.
Dia juga beralasan, tulisan itu bermaksud ingin mengkritik proses pembangunan dan demokrasi yang ada di negara identik berlambang singa itu. "Tak ada niat lain sedikit pun," tuturnya.
ASIAONE | NEW STRAITS TIMES | SANDY INDRA PRATAMA