TEMPO.CO , Jakarta:-- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Iran dan kelompok militan asal Libanon, Hezbollah, sebagai dalang serangan bom di Kedutaan Besar Israel untuk India dan Georgia.
"Iran dan Hezbollah berada di balik serangan tersebut," kata Netanyahu. Ia menegaskan akan meneruskan upaya sistematis untuk menghentikan serangan terorisme, "yang berasal dari Iran."
Pemerintah Iran langsung membantah tudingan itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, justru balik menuding negara Zionis tersebut sebagai dalang serangan agar Iran menjadi kambing hitam. "Serangan ini jelas dilakukan oleh rezim Zionis untuk merusak reputasi Iran," ujar Mehmanparast kepada IRNA.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri India P. Chidambaram enggan menanggapi tudingan Israel terhadap Iran. "Kami memiliki hubungan baik dengan Israel, juga dengan negara lain," ucapnya. "Saat ini kami tidak menuding pihak mana pun sebagai pelaku peledakan. Namun kami mengutuk siapa pun yang melakukannya," Chidambaram menegaskan.
Sementara itu, Tal Yehoshua Koren--istri Atase Militer Kedutaan Besar Israel--yang terluka dalam serangan bom, menurut Chidambaram, dalam kondisi stabil. "Dia tidak kritis," tuturnya. Adapun tiga warga India yang terluka, termasuk pengendara mobil kedutaan, kini telah kembali ke rumah masing-masing.
Pemerintah India berjanji akan mengusut tuntas serangan tersebut. "Siapa pun yang melakukan serangan di tanah India kami anggap sebagai teroris," Chidambaram mengungkapkan. Apalagi pelaku penyerangan diduga ahli dalam bidangnya. "Sejak bom dilemparkan ke mobil hingga ledakan terjadi hanya dalam lima detik," kata Chidambaran menambahkan.
REUTERS | TIMES OF INDIA | YNETNEWS | SITA PLANASARI A