TEMPO.CO , Sanaa - Mendiang pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden, memuji Barat di akhir hidupnya. Menurut iparnya, Zakaria al-Sadah, ia meminta anak-anaknya untuk tinggal dengan damai di Barat dan mendapatkan pendidikan universitas di sana.
Saudara lelaki istri kelima Osama, Amal Al-Sadah ini kepada Sunday Times juga mewanti-wanti anak-anaknya untuk tak mengikuti jejaknya. "Anak-anaknya tak harus mengikutinya meniti jalan menuju jihad," katanya.
Menurutnya, pesan Osama tentang hal ini beberapa kali disampaikan. "Dia mengatakan sendiri pada anak-anak dan cucu-cucunya, 'Pergi ke Eropa dan Amerika dan mendapatkan pendidikan yang baik'," kata al-Sadah menirukan. "Kalian harus belajar, hidup damai dan tidak melakukan apa yang aku lakukan atau apa yang pernah aku lakukan."
Bin Laden tewas dalam serangan Navy SEAL Amerika Serikat pada Mei tahun lalu di sebuah rumah di kota garnisun Abbottabad, barat laut Pakistan. Ia telah tinggal selama beberapa tahun di lokasi itu sebelum penyergapan.
Al-Sadah mengatakan bahwa pada bulan November ia melihat adiknya untuk pertama kalinya sejak serangan itu. Hingga kini, pertemuan dengan sang adik selalu dilakukan di hadapan penjaga.
Ia mengatakan, tiga istri dan sembilan anak serta cucu Bin Laden menjadi tahanan rumah selama berbulan-bulan di Islamabad. Mereka menempati flat tiga kamar dengan penjagaan Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan.
Menurutnya, anak-anak masih trauma setelah melihat serangan di mana bin Laden meninggal. "Anak-anak melihat ayah mereka dibunuh dan mereka membutuhkan lingkungan yang peduli, bukan penjara, apa pun yang Anda pikirkan tentang ayah mereka atau apa yang telah dilakukannya di masa lalu," katanya.
Pejabat Pakistan mengatakan pada Oktober bahwa pihaknya telah mencabut larangan perjalanan terhadap keluarga Bin Laden dan Amal serta anak-anaknya bisa pulang ke Yaman. Namun al Sadah mengatakan pejabat Pakistan telah menolak untuk membiarkan dia membawa mereka.
Tidak ada tanggapan langsung dari pejabat berwenang Pakistan menyusul terbitnya wawancara ini.
TRIP B
![Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]](https://statik.tempo.co/data/2021/09/08/id_1049202/1049202_720.jpg)
