TEMPO.CO , Washington DC: Dua pejabat senior Amerika Serikat kemarin membenarkan tudingan Iran bahwa badan intelijen Israel, Mossad, terlibat dalam pembunuhan lima ilmuwan nuklir Iran. Namun kedua pejabat tersebut sepakat Amerika tidak terlibat dalam pembunuhan itu. Hanya, pemerintahan Barack Obama mengetahui informasi ini.
Menurut kedua pejabat yang menolak disebutkan namanya itu, Mossad memberi dana dan melatih serta mempersenjatai kelompok Mujahidin Rakyat Iran (MEK) sebagai eksekutor di lapangan. "Tudingan adanya keterlibatan itu benar," kata seorang pejabat tersebut kepada NBC News.
Sebelumnya, tangan kanan pemimpin Iran, Ayatullah Ali Khamenei, Mohammad Javad Larijani, memang menuding kedua pihak berkonspirasi dalam pembantaian itu. "Israel memberi dana mujahidin. Beberapa agen MEK menyediakan informasi sekaligus menjadi eksekutor," ujar Larijani.
MEK adalah kelompok yang dimasukkan dalam kategori teroris oleh Negeri Abang Sam. Kelompok ini dituding membunuh pejabat dan kontraktor Amerika pada era 1970-an. Sebelum memusuhi pemerintah Iran, kelompok ini sempat mendukung akuisisi Kedutaan Amerika di Teheran pada saat revolusi 1979.
Tudingan ini dibantah baik oleh Israel maupun MEK. "Selama tidak ada bukti atas tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri tidak akan menanggapi gosip apa pun," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel. Sedangkan MEK menegaskan bahwa tuduhan itu salah alamat.
Sementara itu, mantan Kepala Mossad, Meir Dagan, menilai Israel tidak terancam oleh Iran. Hal senada diucapkan oleh mantan Kepala Mossad lainnya, Efraim Halevy, kepada kantor berita Rusia, RT. Keduanya justru mengkritik pemerintah Israel gegabah dalam menghadapi Iran. "Upaya perdamaian masih mungkin berlangsung," Halevy menegaskan.
MSNBC | AP | RT | SITA PLANASARI A