TEMPO.CO, San Juan - Dirongrong oleh populasi iguana yang begitu besar, Puerto Rico memutuskan untuk mengambil tindakan "kejam" tapi menguntungkan terhadap hewan-hewan itu. Pemerintah wilayah persemakmuran itu tengah menggodok proyek pemusnahan iguana dengan cara mengekspor daging reptil tersebut. Di pasaran, daging iguana laku US$ 6 per pound atau sekitar US$ 13 per kilogram.
"Itu jauh lebih mahal dari daging ayam," kata Daniel Galan Kercado, Sekretaris Departemen Sumber Daya Alam Puerto Rico, sebagaimana dikutip Associated Press, Senin, 6 Januari 2012. "Binatang ini memiliki potensi ekonomi yang besar."
Bertahun-tahun sudah iguana menjadi gangguan yang berakibat mahal bagi daerah persemakmuran yang masuk wilayah Amerika Serikat itu. Setiap tahun, pemerintah mengeluarkan ratusan ribu dolar untuk mengatasi gangguan dari reptil yang suka berjemur di landasan pacu lapangan terbang San Juan dan mengganggu penerbangan ini.
Iguana juga sering menyebabkan gangguan suplai listrik karena suka bersarang dekat pembangkit listrik, mengganggu lalu lintas, atau melahap tanaman. Mereka bahkan menggoyahkan fondasi bangunan lantaran membuat gorong-gorong pada tanah di bawahnya.
Menurut Galan, sudah banyak perusahaan yang menawarkan jasa untuk mengatasi gangguan iguana, tapi dia lebih suka dengan ide menjadikan daging hewan itu komoditas ekspor.
Ide Galan untuk melatih pekerja sukarela yang akan menangkap iguana, membawanya ke tempat pemotongan, dan menyiapkan dagingnya untuk diekspor, telah disetujui oleh Departemen Kesehatan. Diperkirakan, Mei nanti seluruh detail proyek ini sudah selesai disusun dan siap dipresentasikan kepada semua lembaga pemerintah untuk mendapatkan persetujuan akhir.
Galan menegaskan, iguana bukanlah binatang asli Puerto Rico. Mereka baru mulai menjadi penghuni liar di pulau itu pada 1970-an karena dilepas oleh pemiliknya.
Seorang ilmuwan yang menjalankan program konservasi di Puerto Rico, Javier Laureano, memperkirakan populasi iguana di sana sekitar 4 juta--sedikit lebih banyak dari jumlah penduduk di wilayah itu. "Perlu ada upaya serius untuk mengurangi populasi hewan ini," kata dia.
NBC MIAMI | PHILIPUS PARERA