TEMPO.CO , Roma - Selama akhir pekan kemarin pemerintah Roma menutup kawasan wisata Colosseum untuk kunjungan wisatawan. Keputusan penutupan bangunan sejarah itu merupakan yang pertama kalinya sejak 26 tahun lalu. Penyebabnya adalah salju tebal yang menyelimutinya.
Karena khawatir pengunjung akan terpeleset kala melintasi jalan yang tertutup es, mereka pun dilarang masuk ke kawasan Roman Forum dan Oalantine Hill, rumah kuno bekas kaisar Roma.
Hujan salju yang mulai turun pada Jumat pagi, 3 Februari lalu, telah mengakibatkan banyak kegiatan terhalang. Lalu lintas di Roma, mialnya, terhenti total. Tumpukan salju di jalanan itu membuat banyak mobil tanpa ban berantai tergelincir. Akibatnya sejumlah kecelakaan lalu lintas tidak dapat dihindari.
Karena petugas memerlukan waktu cukup lama untuk membersihkan jalanan dari salju dan mobil yang tergelincir, banyak pengemudi yang meninggalkan kendaraan. Sedangkan sejumlah sopir harus berjuang mengendalikan bus mereka saat mendaki bukit es.
Pemerintah dan masyarakat Roma memang tidak terbiasa menghadapi cuaca dingin, apalagi badai salju. Hujan salju memang pernah terjadi pada 2010 lalu, tapi intensitasnya ringan. Keadaan yang lebih berat pernah dialami Roma pada 1985 silam.
Pada Kamis malam, kantor ramalan cuaca Roma telah memberi peringatan akan datangnya badai salju di hari Jumat. Atas pertimbangan itu Wali Kota Gianni Alemanno mengeluarkan pengumuman anak-anak sekolah akan diliburkan pada Jumat dan Sabtu. "Tapi gedung sekolah tetap dibuka untuk orang tua yang ingin menitipkan anaknya kala mereka bekerja," kata Alemanno.
Karena badai salju juga perusahaan penerbangan Alitalia membatalkan sekitar 40 jadwal pesawatnya, baik yang akan tinggal landas maupun mendarat. Akibat keputusan itu ribuan wisatawan tertunda perjalanannya. Sedangkan di beberapa negara bagian penumpang kereta api komuter harus menunda keberangkatan mereka karena jalur angkutan itu ditutup selama badai salju.
Di Milan, seorang tunawisma ditemukan tewas membeku kala berlindung di bawah semak dan menutup badannya dengan selimut. Di Trepalle, sebuah desa di Pegunungan Alpen, Italia, suhu mendadak turun hingga ke titik minus 22 derajat Celsius.
Di Inggris, kelumpuhan lalu lintas juga terjadi. Bandara Heathrow, London, juga membatalkan setengah dari jadwal penerbangannya. Sedangkan suhu di Ukraina dan Siberia turun ke angka minus 36 derajat Celsius.
DAILYMAIL | CORNILA DESYANA