TEMPO.CO, Florida - Lebih dari 100 penumpang kapal pesiar yang dioperasikan oleh unit Carnival Corp jatuh sakit terserang virus perut. Ini merupakan berita buruk terbaru dari perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia itu, setelah berada di bawah pengawasan bulan lalu akibat bencana kapal pesiar Costa Concordia di Italia.
Sembilan puluh penumpang dan 13 awak di kapal pesiar Ruby Princess terjangkit Norovirus, penyakit pencernaan menular yang menyebabkan muntah dan diare selama satu sampai tiga hari, kata Julie Benson, juru bicara Princess Cruises, unit dari Carnival, dalam sebuah pernyataan.
Ruby Princess berlayar dari Fort Lauderdale, Florida, pada 29 Januari ke Karibia dan kembali ke Florida pada Minggu, sesuai dengan jadwal. Kapal Carnival lainnya, Crown Princess, yang terjangkit virus yang sama minggu lalu, telah dibersihkan dan telah memulai pelayaran berikutnya, kata Benson.
Carnival menghadapi dampak keuangan menyusul karamnya Costa Concordia. Tragedi itu juga mencoreng citranya dan menimbulkan pertanyaan tentang keamanan industri kapal pesiar mewah keseluruhan. Costa Concordia tenggelam di lepas pantai Italia dan menewaskan 17 orang. Lima belas orang lainnya masih hilang.
Carnival pada 30 Januari mengatakan pendapatannya tergerus US$ 155 juta (Rp 1,4 triliun) hingga US$ 175 juta (Rp 1,57 triliun) tahun ini karena biaya terkait dengan kecelakaan itu. Perusahaan mengatakan akan merilis revisi perkiraan pendapatan setahun penuh pada bulan Maret.
Royal Caribbean Cruise Ltd, operator kapal pesiar terbesar kedua dan salah satu saingan Carnival, pada tanggal 2 Februari memperingatkan bahwa mereka akan menghadapi penurunan tajam pemesanan kapal pesiar karena kecelakaan itu, yang bisa memotong pendapatannya setengah selama kuartal ini.
Saham Carnival ditutup pada US$ 32,00 per saham di New York Stock Exchange pada Jumat, sedangkan saham Royal Caribbean ditutup pada US$ 30,59.
REUTERS| EZ