TEMPO.CO , Roma - Sebuah kapal berukuran kecil terlihat mendekati bangkai Costa Concordia yang kandas dekat Pulau Giglio, Italia. Di dalamnya, sekitar 40 insinyur dan spesialis telah bersiaga dengan perkakas mereka, mulai dari pipa sampai alat berat lainnya.
Sekitar 18 meter dari bangkai Costa Concordia, kapal yang dikirim perusahaan Smit itu pun menambatkan dirinya. Satu persatu penyelam mulai meluncur ke bawah lambung kapal untuk memeriksa. "Pemeriksaan diperkirakan berlangsung selama satu-dua hari," Telegraph menulis dalam situsnya.
Smit adalah perusahaan Belanda yang berpusat di Rotterdam. Pada Agustus 2000, selama lima bulan Smit pernah melakukan operasi pengangkatan bangkai kapal selam nuklir Rusia, Kursk, yang tenggelam di wilayah utara Rusia pada kedalaman 108 meter. Kursk adalah tragedi yang menelan 118 nyawa awak ketika kapal itu meledak di bagian haluan.
Nah, kali ini, Smit kembali beraksi untuk Costa. Smit bakal menyedot 2.400 ton bahan bakar dari perut Costa Concordia dalam waktu empat sampai enam minggu. Proses pemompaannya kemungkinan dimulai akhir pekan nanti.
Menurut Telegraph, para teknisi itu akan mengebor lubang di lambung kapal. Mereka menggunakan pompa besar serta pipa untuk menyedot bahan bakar. "Nantinya bahan bakar akan dialirkan ke kapal tanker besar."
Penyedotan bertujuan supaya bahan bakar tidak bocor ke laut dan membuat lingkungan sekitar tercemar. Soalnya, Menteri Lingkungan Italia, Corrado Clini, pernah menyatakan bencana lingkungan bisa terjadi kalau 2.400 ton bahan bakar Costa Concordia bocor ke laut. "Risiko lingkungan untuk Pulau Giglio sangat tinggi. Makanya kami mencoba mencegah kebocoran bahan bakar," kata Clini.
Kapal pesiar Costa Concordia kandas pada 13 Januari 2012 lalu setelah lambung kapal menghantam batu karang di dekat pantai Pulau Giglio. Kala itu, tangki bahan bakar kapal masih terisi penuh karena baru meninggalkan Pelabuhan Civitavecchia untuk pelayaran tujuh hari mengelilingi Mediterania.
Para ahli menduga ada kesalahan manusia yang dilakukan kapten kapal, Francesco Schettino, yang mengubah rute kapal untuk menunjukkan manuver ke penumpang.
Akibat tragedi itu, empat awak kapal dan 28 penumpang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak sembilan orang telah terindentifikasi. Mereka adalah:
1. Sandor Feher, Hungaria, 38, awak
2. Jeanne Gannard, Prancis
3. Pierre Gregoire, Prancis
4. Giovanni Masia, Italia, 86
5. Thomas Alberto Costilla Mendoza, Peru, awak
6. Jean-Pierre Micheaud, Prancis, 61
7. Francis Servil, Prancis, 71
8. Guillermo Gual, Spanyol, 68.
9. Maria Dintrono, Italia, 30.
Sedangkan enam mayat masih belum bisa teridentifikasi dan 12 lainnya masih hilang.
Kini Schettino meringkuk dalam tahanan. Jaksa dan penyidik setempat melayangkan tuduhan Schettino melakukan kelalaian yang membuat orang lain meninggal dan melarikan diri sebelum seluruh penumpang berhasil dievakuasi.
TELEGRAPH | WASHINGTON POST | ABS-CBNNEWS | CORNILA DESYANA