TEMPO.CO, Bagdad - Sedikitnya enam orang tewas dan 23 lainnya cedera akibat dua ledakan bom mobil di ibu kota Irak, Bagdad. Menurut petugas keamanan, serangan itu ditujukan kepada warga Syiah di Kota Sadr, Bagdad.
Ledakan pertama, jelas petugas, menghantam sekelompok pekerja pada pukul 06.45 pagi. Sedangkan bom kedua meledak setengah jam kemudian di depan toko roti.
"Kami semua sedang menunggu mendapatkan jatah hidup, tiba-tiba ada sebuah badai hitam dan saya terlempar ke tanah," ujar Ahmed Ali kepada Reuters, Selasa, 24 Januari 2012.
"Saya sempat pingsan, kemudian berdiri lagi untuk dilarikan ke rumah sakit oleh sebuah mobil," kata buruh berusia 40 tahun yang mengalamai luka-luka di atas ranjang Rumah Sakit Imam Ali di Kota Sadr.
Serangan mematikan di Irak, belakangan ini disulut oleh perselisihan sektarian sehingga menyebabkan terjadinya krisis politik. Belum lama ini, pemerintah Irak pimpinan Perdana Menteri Nouri al-Maliki memerintahkan penahanan Wakil Perdana Menteri Tariq al-Hashemi yang dituduh melakukan serangkaian pembunuhan.
Dampak dari pemecatan ini menimbulkan friksi kuat di pemerintahan Irak. Kelompok Sunni yang didukung oleh blok politik Iraqiya selanjutnya memboikot parlemen dan menarik sejumlah menterinya dari kabinet al-Maliki sebagai bentuk protes.
Desember lalu, serangkaian ledakan di kawasan Shia menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai 200 lainnya. Jumlah korban terbanyak adalah saat kaum Shia melakukan perjalanan suci.
AL JAZEERA | CHOIRUL