TEMPO.CO , Jakarta - Francesco Schettino, 52 tahun, berasal dari salah satu kawasan pantai indah di dunia. Sejumlah akunnya menyebutkan ia tinggal di Castellammare di Stabia, dekat pusat gangster Naples, beberapa mil dari semenanjung Sorrento di Meta. Di tempat inilah keluarganya tinggal.
Keluarga ibunya, Cafieros, merupakan pemilik kapal turun-temurun. Ayahnya, Luigi, lahir di dekat Caserta. Namun saat muda ia pindah ke kawasan indah Pantai Amalfi.
Baca Juga:
Schettino sudah biasa dengan lautan. Dia bersama saudara laki-lakinya, Salvatore, memutuskan bekerja sebagai pelaut. Saudara perempuannya, Giulia, mengatakan kepada harian Naples il Mattino: "(Francesco) mencintai laut. Dia selalu bekerja layaknya orang kantoran. Dia punya karier cukup lama."
Giulia mengatakan saudaranya memulai karier sebagai pekerja di perusahaan feri Tirrenia, kemudian bekerja untuk kelompok petroleum Agip, sebelum bergabung dengan Carnival, firma berbasis di Amerika Serikat.
Schettino bergabung dengan kapal pesiar Mediterran, Costa, pada 2002. Dia kemudian dipromosikan menjadi kapten pada 2006. Ia mencapai puncak karier saat mendapat kepercayaan menjadi kapten kapal seberat 114.500 ton, Costa Concordia--kapal yang kini karam.
Baca Juga:
Sebagai seorang yang sudah lama hidup di laut, Schettino memang terlalu percaya diri dengan kehidupannya sebagai pelaut. Ia pernah mengatakan kepada jurnalis Republik Cek tahun lalu: "Saya menikmati masa di mana sesuatu yang tak terduga terjadi; ketika kamu bisa sedikit keluar prosedur standar."
Dalam sebuah wawancara lainnya dia mengatakan, "Saya tidak akan menemui kondisi seperti kapten Titanic, berlayar di lautan Icebergs." Tapi dia menambahkan: "Saat ini segalanya jauh lebih aman. Lebih mudah untuk navigasi, terima kasih untuk peralatan teknis modern dan Internet."
Meski dibenci, lebih dari 2.600 dukungan muncul dari laman Facebook miliknya. "Courage, Captain", Angela Patriciello menuliskan. Omong-omong, dia menambahkan, "Saya melintasi laut Atlantik bersamanya."
Rosa Cappiello menilai Schettino sebagai "great captain". Daniel Banga pun menganggap Schettino sebagai penyelamat penumpang dengan menuliskan "with his professionalism saved hundreds of passengers".
GUARDIAN | WANTO
Berita Terkait
"Aku Orang Indonesia Terakhir yang Diselamatkan'
Kapten Costa Concordia Kepergok Minum di Bar
Seluruh ABK Indonesia di Costa Concordia Selamat
Berapa Tarif Kapal Pesiar Costa Concordia?
2 WNI Terluka dalam Musibah Bak Titanic di Italia
Lima Korban Tewas Costa Concordia Ditemukan Lagi
Ini Komunikasi Kapten Costa dan Penjaga Pantai