Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Australia Kurangi Sanksi untuk Myanmar

image-gnews
Kevin Rudd. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kevin Rudd. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO , Canberra - Australia mengurangi sanksi untuk Myanmar. Keputusan itu ditentang oleh kelompok hak asasi manusia dan partai Australian Greens, Senin, 9 Januari 2012. Menteri Luar Negeri Kevin Rudd mengatakan pemerintah memutuskan mengurangi jumlah tokoh Burma yang mendapat sanksi bepergian dari Australia.

Rudd mengatakan perubahan itu merupakan pengakuan bahwa Myanmar telah mengambil langkah penting ke arah demokratisasi. “Australia tetap bisa menambah individu-individu ke dalam daftar sanksi kapan pun,” kata Rudd. “Namun anggota pemerintahan baru Myanmar, yang sebelumnya tidak masuk daftar sanksi Australia, tidak akan masuk daftar saat ini.”

Bekas menteri dan wakil menteri yang sudah tidak di dalam pemerintahan Myanmar akan dihapus sanksinya. Namun embargo senjata masih dipertahankan.

Rudd berharap perkembangan penting di Myanmar ini akan berlanjut, seperti meluasnya partisipasi partai oposisi, pembebasan tahanan politik, dan keluarnya undang-undang baru yang melegalkan serikat dagang.

Juru bicara oposisi untuk urusan luar negeri Julie Bishop mengatakan dia mendukung keputusan pemerintah, meski masih mengkhawatirkan komitmen Myanmar untuk melakukan reformasi. “Ada tanda-tanda yang menggembirakan dalam reformasi politik, sosial, dan ekonomi baru-baru ini,” kata Bishop. “Diharapkan penghapusan sanksi akan mendorong Myanmar lebih jauh ke jalur ini.”

Namun Zetty Brake dari Burma Campaign Australia mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah itu. Menurut dia pengurangan sanksi itu tidak tepat dilakukan saat ini. “Apalagi keputusan Australia untuk mengurangi sanksi itu tak sejalan dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa, yang tetap menerapkan sanksi terhadap Myanmar sampai ada reformasi lebih jauh.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Australian Greens juga kecewa. “Meskipun ada isyarat simbolik, pelanggaran hak asasi manusia serius sebenarnya meningkat di Myanmar dalam setahun terakhir,” kata senator Green, Scott Ludlam.

Dia mengatakan masih ada lebih dari 1.500 tahanan politik di dalam penjara dan serangan militer terhadap warga sipil meningkat pada 2011. “Mengapa pemerintah Australia mengirim hadiah celaka ini?”

Menurut Rudd pemerintah telah berbicara dengan ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan yang lainnya mengenai kebijakan Australia dan perkembangan politik di Myanmar. “Ada banyak perkembangan yang sedang berlangsung di Myanmar dan Australia terus mendesak pelepasan seluruh tahanan politik, pemilu tambahan yang bebas dan adil, serta resolusi damai konflik etnik di sana,” kata dia.

SMH | SAPTO YUNUS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.