TEMPO.CO, Ramallah - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Ahad, 8 Januari 2012, menyatakan menolak pembangunan patung pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi, di Yerusalem.
Menurut Dimitri Dillani, anggota Dewan Revolusioner Fatah, tujuan berdirinya patung tersebut di Yerusalem Timur adalah untuk merampas hak tanah warga Palestina.
"Keberatan kami bukan untuk menentang pemimpin besar rakyat India, tapi semata-mata melawan niat Israel di balik upaya berdirinya patung tersebut," kata Dillani.
"Rakyat Palestina sangat menaruh hormat terhadap pemimpin India yang memimpin rakyatnya merebut kemerdekaan dengan cara-cara damai, antikekerasan," kata pejabat Fatah ini.
Demi berdirinya patung memorial tersebut, jelas Dillani, Israel akan merampas tanah rakyat Palestina di Jabal Al-Mukaber.
Anggota Dewan Kota Yerusalem, Meir Margalit, selaku insiator dan penyandang dana pembuatan patung tersebut mengatakan kota madya akan membangun patung dan pusat meditasi di kawasan yang terletak antara Jabal Al-Mukaber dan lahan tetangganya milik warga Yahudi Armon HaNestsiv.
"Niat ini (mendirikan patung) untuk menggambarkan bagaimana mengatasi konflik Arab-Israel berujung pada perdamaian sebagaimana yang pernah dicontohkan Gandhi," ujarnya.
Koran Yahudi, Ma'ariv, melaporkan patung tersebut akan ditempatkan di sebuah taman dilengkapi sebuah balkon untuk meditasi yang didesain oleh arsitek Argentina Roberto Kahanov. Dalam laporannya, harian ini menyebutkan patung ini merupakan bantuan dari Kota Madya Jenewa dan dimaksudkan sebagai simbul penghargaan terhadap perjuangan tanpa kekerasan.
Israel mencaplok Yerusalem Timur pada Perang 1967, selanjutnya menganeksi wilayah tersebut. Sejak itu pembangunan permukiman bagi warga Yahudi terus berlanjut hingga mencapai 200 ribu perumahan.
ARAB NEWS | CHOIRUL