TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Hu Jintao menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya pimpinan Korea Utara, Kim Jong-un, pada Sabtu lalu, dan pemimpin resmi militer negeri itu. Ucapan ini sekaligus dukungan Beijing terhadap anak muda penerus sang ayah, Kim Jong-il.
"Ada persahabatan yang dalam antara masyarakat dan kekuatan militer Cina dan Korea Utara," kata Hu seperti ditulis dalam situs resmi pemerintahan Cina, www.gov.cn. "Hubungan persahabatan tradisional antara Cina dan Korea Utara sudah pasti tetap terkonsolidasi dan semakin kuat."
Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara setelah Kim Jong-il meninggal pada usia 69 tahun pada 17 Desember di dalam kereta api. Ia dipilih berdasarkan keputusan kekuatan politik partai penguasa sesuai wasiat sang ayah yang ditulis 8 Oktober.
Keputusan ini menempatkan Kim Jong-un sebagai pemimpin pasukan terbesar keempat dunia. Anak bungsu Kim Jong-il ini akan memimpin 1,2 juta kekuatan pasukan militer.
Setelah terpilih, media resmi pemerintah Korea Utara memuji Kim Jong-un sebagai pemimpin besar rakyat Korea, seperti sang ayah, Kom Jong-il. "Semua orang Korea merasa bahwa Kim Jong-un adalah pemimpin rakyat, sebesar Kim Jong-il," tulis kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
KCNA juga menyebut, untuk pertama kali, bahwa Kim Jong-un sebagai pemimpin tertinggi angkatan bersenjata revolusioner Korea Utara.
Puja-puji lain dibuat surat kabar Rodong Sinmun yang menerbitkan esai berjudul "Panglima Tertinggi Kami" pada Sabtu lalu. Esai ini menyebut Kim Jong-un sebagai panglima tertinggi dan jenderal negara. "Kamerad Kim Jong-un, silakan menerima gelar panglima tertinggi dari rakyat dan pemimpin Korea, Kim Il Sung untuk kemenangan abadi."
Peralihan kekuasaan tersebut besar kemungkinan tak mempengaruhi suhu politik Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Utara menegaskan tetap tak memperbaiki hubungan politik dengan Korea Selatan selama Presiden Lee Myung-bak masih berkuasa. "Ini jelas bahwa tak ada harapan dari hubungan inter-Korea... selama pria ini (Lee Myung-bak) masih menjabat," kata Komite Perdamaian Persahabatan Korea.
Komite mengatakan pemerintahan Lee Myung-bak melarang kunjungan seluruh warga dari berbagai strata di Korea Selatan. Komite tak akan pernah mengampuni pemerintahan Lee, yang dianggap menyinggung harga diri kepemimpinan resmi Korea Utara.
REUTERS | XINHUA | WANTO