TEMPO.CO, Diyarkabir - Serangan udara militer Turki menewaskan 23 warga perkampungan suku Kurdi di bagian tenggara Turki, tak jauh dari perbatasan Irak, pada Kamis pagi, 29 Desember 2011. Jenazah puluhan warga desa ditemukan di Desa Ortasu, Provinsi Sirnak, Turki.
Sampai saat ini, sudah sembilan belas korban berhasil diidentifikasi. Ertan Eris, wakil rakyat dari Provinsi Sirnak, mengklaim penduduk yang tewas adalah anggota kelompok penyelundup. Mereka menyelundupkan berbagai barang dari Irak ke pasar gelap di Turki. Usia para korban berkisar 16-20 tahun.
Eris mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan lebih besar dari perkiraan awal, mengingat medan yang sulit membuat pencarian mayat tak mudah dilakukan.
Dihubungi terpisah, para pejabat keamanan pemerintah Turki mengkonfirmasi kejadian pengeboman ini. Tapi mereka menolak untuk memberikan informasi soal jumlah korban.
Firat News Agency, kantor berita pro-Kurdi, membantah tudingan bahwa para korban merupakan penyelundup dari Irak. Mereka menegaskan 35 warga desa, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara itu.
Militer Turki gencar melancarkan operasi di perbatasan Irak utara sejak Oktober 2011 lalu. Operasi itu dipicu oleh adanya serangan PKK yang membunuh 24 serdadu Turki di Kota Cukurca dekat perbatasan Irak. Insiden itu adalah kehilangan terbesar dalam sejarah militer Turki sejak 1993.
PKK mengangkat senjata di tenggara Turki yang berpenduduk mayoritas suku Kurdi sejak 1984. Pemberontakan itu telah memicu konflik yang merenggut sekitar 45 ribu jiwa. Sejak konflik pecah, Ankara memberi label teroris pada PKK.
THE AUSTRALIAN | ASIAONE | SANDY INDRA PRATAMA