TEMPO.CO - Umat Kristen Nigeria menyatakan mereka tak punya pilihan lain kecuali mempertahankan diri jika militan Islam terus melanjutkan serangannya. Demikian pernyataan Koalisi Gereja Nigeria.
Asosiasi Umat Kristen Nigeria mengatakan, sikap itu terkait dengan deklarasi kelompok Boko Haram yang menyatakan perang usai mereka meledakkan gereja pada saat Natal, 25 Desember 2011.
Akibat serangan mereka, lebih dari 40 orang tewas. Sedangkan 90 ribu orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah masing-masing untuk menghindari bentrok yang melibatkan kelompok Boko Haram dengan petugas kepolisian di Damaturu.
Rabu, 28 Desember 2011, enam anak sekolah dan satu orang dewasa mengalami luka-luka ketika sebuah granat tangan dilemparkan ke dalam sekolah Islam di sebelah selatan negara bagian Delta.
Polisi menjelaskan bom tersebut dilemparkan dari mobil yang sedang melaju, namun tak jelas siapa pelakunya. Serangan ini dikhawatirkan akan menimbulkan serangan balasan dengan cara main hakim sendiri.
"Kami dari komunitas Kristen di seluruh wilayah negara sepakat untuk merespon serangan terhadap anggota, gereja, dan properti kami," kata pemimpin Asosiasi Umat Kristen Nigeria dari Gereja Pantekosta.
Serangan yang ditujukan terhadap Gereja St. Theresa di luar ibu kota Abuja saat Natal, menurut Ayo Oritsejafor kepada kantor berita AFP, telah menewaskan 35 orang. Dia mengatakan peristiwa itu merupakan bentuk deklarasi perang terhadap umat Kristen dan Nigeria. "Umat Kristen tidak akan membalas dendam. Mereka hanya akan membela diri," ujarnya.
Oritsejafor tambahkan, para pemimpin Muslim tak memberikan tanggapan atas serangan tersebut sebagai sebuah "pertanggungjawaban". "Oleh sebab itu, sangat wajar kalau umat Kristen kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah atas kemampuannya melindungi hak-hak kami."
Presiden Nigeria, Goodluck Jonatan, yang beragama Kristen, menyerukan agar segera diadakan pertemuan antara pemimpin Muslim dengan Kristen untuk mengurangi ketegangan.
Selasa lalu, ulama terkenal Nigeria Sultan Sokoto mengecam serangan Hari Natal dan meminta warga untuk tetap tenang. "Saya meminta kepada seluruh warga Nigeria untuk tidak terlibat konflik antara Muslim dengan Kristen," kata Muhammad Sa'ad Abubakar.
BBC | CHOIRUL