TEMPO.CO, PYONGYANG - Ribuan orang memadati jalanan bersalju kota Pyongyang, Korea Utara. Di antara hujan salju yang turun, mereka bertahan dalam tangis dan dingin, mengantar mantan pemimpin Korea Kim Jong-il menuju peristirahatan terakhirnya di Kumsusan Memorial Palace, Rabu 28 Desember 2011. Prosesi pemakaman akan berlangsung hingga Kamis 29 Desember 2011.
Hujan salju kali ini tidak seperti biasanya. Tebal salju mencapai 5 senti meter dan sempat membuat prosesi perarakan peti jenazah Jong-il tertunda beberapa jam. Sebelumnya prosesi dijadwalkan berlangsung pukul 10.00 sampai 14.00 siang hari. Namun hujan salju menyelimuti Pyongyang sejak Selasa 27 Desember 2011 malam. Rakyat Korea Utara -- seperti dikutip kantor berita KCNA-- menyakini mitos, hujan salju adalah bagian dari tangisan alam untuk pemimpin mereka.
Sebelum prosesi perarakan digelar, pemerintah mengerahkan warga untuk membersihkan salju yang menebal sepanjang rute pemakaman. Atau sekitar 40 kilometer dari Istana Memorial Kumsusan dimana Kim disemayamkan secara kenegaraan. Di sepanjang 40 kilometer itulah, rombongan pembawa jenazah berjalan melewati barisan rakyat Korea yang memadati jalan dengan isak tangis.
Televisi Korea Utara menayangkan siaran langsung prosesi perarakan peti jenazah. Perarakan prosesi perlahan melalui jalan-jalan dengan latar belakang salju dan rombongan mayoritas berseragam militer hijau tua. Paling depan adalah mobil sedan yang membawa karangan bunga dan potret besar Kim Jong-il tersenyum dalam setelan khaki.
Dalam perarakan itu, tampak Kim Jong-Un, putra bungsu yang juga pewaris tahta, bermantel hitam panjang tanpa topi berjalan memegang spion kanan mobil jenazah. Mobil itu membawa peti mati kaca ayahnya, yang terbungkus bendera merah berlanaskan bunga putih. Kim muda, pemimpin baru Korea Utara itu, berjalan menundukkan kepala. Sesekali tangan kirinya menyentuh mobil jenazah yang berjalan perlahan.
Di belakangnya, sang paman, Jang Song-Thaek dan Jenderal Ro Yong-Ho, Kepala Staf Angkatan Darat. Lalu puluhan Mercedes-Benz dan sedan mewah mengiringi di belakangnya. Tampak pula kendaraan militer jenis jip mengawal mobil jenazah. Prosesi perarakan diiringi tembakan ke udara oleh pasukan militer.
Seorang anggota militer tampak larut dalam suasana duka. "Bahkan langit pun ikut menangis," ujarnya sambil terisak. Ia juga menyebut bahwa tangisan rakyat Korea Utara seperti halnya air mata darah. Di antara kerumuman, banyak wanita yang terlihat histeris sambil melambai-lambaikan sapu tangan berwarna putih sebagai bentuk perpisahan.
Dibandingkan dengan tahun 1994, saat pemakaman Il-Sung, prosesi ini dianggap lebih kental suasana militernya. "Acara penghormatan secara resmi dari pemerintah Korea Utara akan dilaksanakan pada Kamis siang 29 Desember 2011," tulis media massa setempat.
Belum jelas apakah Kim Jong-il akan dimakamkan atau dibalsam dan ditempatkan pada pajangan permanen di samping tubuh ayahnya di Kumsusan. Proses pemakaman berlangsung dua hari.
WDA | SATWIKA | SMH | REUTERS | The Guardian | The Telegraph