TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Medis Australia (AMA) mengatakan bahwa membuat tato di Bali sama saja dengan melakukan hubungan seks tanpa proteksi.
Pada hari Jumat, Asosiasi Medis Australia Barat, David Mountain, mengatakan bahwa salah satu dari warga negaranya telah tertular virus HIV setelah membuat tato di Bali. "Orang tidak harus membuat tato saat ke luar negeri, khususnya yang berasal dari negara berkembang seperti Bali," ujarnya
Lebih lanjut ia berkata, "Saya rasa ini merupakan kebiasaan yang berisiko tinggi dan sama saja seperti melakukan hubungan seks tanpa proteksi." Sampai saat ini, berita tentang umur, jenis kelamin warga, dan tempat di mana tato tersebut dibuat belum dirilis.
Direktur Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Menular Paulus Armstrong memperingatkan orang-orang yang baru saja membuat tato di Bali untuk mempertimbangkan melakukan tes darah. "Siapa saja yang memiliki tato dan tindikan di Bali harus mempertimbangkan berbicara dengan dokter dan menjalankan tes HIV," ujar Paulus
Pemerintah Australia mengatakan akan memperingatkan pemerintah Indonesia untuk mengambil beberapa tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi lagi.
Baca Juga:
ABC.NET.AU | ANANDA PUTRI