TEMPO.CO , Jakarta - Seorang dokter bedah saraf di Paris mengaku pernah merawat pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il secara rahasia. Ia menuturkan pada Senin Kemarin, bahwa Kim dirawat karena menderita serangan stroke pada 2008.
Dokter Francois-Xavier Roux mengaku diterbangkan langsung ke Korea Utara pada Agustus 2008. Kim saat itu tidak sadar dan dalam kondisi yang disebut "terpuruk". Ia dirawat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Palang Merah Pyongyang.
Pemeriksaan tersebut memberikan Roux akses untuk melihat lebih dekat kondisi Kim. Roux yang kini kepala bagian bedah syaraf Rumah Sakit Sainte Anne di Paris mempunyai akses tak terbatas untuk menyaksikan Kim dalam kondisi paling lemah. Ini merupakan akses luar biasa bagi warga barat masuk Korea Utara.
Ketika Kim meninggal pekan lalu, baru Roux bersedia mengungkapkan kondisi kliennya kepada Associated Press.
Pemerintah Korea Utara menghubungi Roux pertama kali pada 1993. Melalui telepon, mereka mengabari kalau pemimpin terhormat mereka, mengalami luka kecil di kepala setelah kecelakaan menunggang kuda.
Lalu ketika terjadi serangan stroke, tiga tahun lalu (2008), pemerintah Korea Utara menghubunginya lagi. Kali ini mereka mengatur agar Roux datang ke Pyongyang.
"Awalnya ketika mereka memintaku datang pada 2008, Aku tidak tahu akan menemui siapa di sana," ujar Roux, "Pemerintah Korea Utara tidak bilang siapa, mereka sangat menjaga rahasia."
"Ketika aku datang, Kim dalam kondisi Koma, dia berada di unit gawat darurat dalam kondisi terpuruk," Roux menambahkan. Dokter Perancis ini mengaku menghabiskan masa di Korea pada 2008, sekitar satu hingga dua pekan di bulan Agustus dan awal September.
Mengingat kode etik dokter dan pasien, Roux menolak bagaimana dia memeriksa Kim atau pemeriksaan apa saja yang diberikan ke Kim Jong Il. "Pekerjaanku adalah mencoba menyelamatkan dia dari kondisi kritis," ujar Roux.
Roux pun mengobrol dengan dokter lain di Korea Utara untuk memberikan saran-saran perawatan Kim. Kala itu, kondisi Kim benar-benar berbahaya.
Menurut Roux, setelah dirawat, Kim keluar dari krisis akibat serangan stroke. Begitu sadar, Kim lalu berbicara. Mereka sempat berbincang sebelum Roux kembali ke Perancis pada bulan September 2008.
Setelah serangan stroke pertama, peluang Kim meninggal semakin besar seiring bertambahnya usia. Semasa masa pengobatan, Roux acap melihat, Kim Jong Un-penerus Kim Jong Il- berada di samping tempat tidur ayahnya.
Roux menguraikan sangat sulit menilai karakter Kim Jong Un. Karena dia tidak berbicara dengan siapun termasuk dengan tim kedokteran dari Perancis yang dipimpin Roux.
CBSNEWS.COM|DIANING SARI