TEMPO.CO, Otoritas Libya menjamin Saif al-Islam Qadhafi, putra pemimpin terjungkal Muammar Qadhafi, yang didakwa melakukan kejahatan perang bakal mendapatkan penasihat hukum. Demikian keterangan organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) kepada wartawan, Rabu, 21 Desember 2011.
Bulan lalu Luis Moreno-Ocampo, jaksa penuntut umum Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC), mengatakan Saif al-Islam tak perlu diseret ke pengadilan di Den Haag atas berbagai kejahatan yang dilakukan. Dia bisa diadili di dalam negeri dengan jaminan proses peradilan Libya bakal berjalan fair.
Fred Abraham dari kelompok HAM yang berbasis di New York sempat mengunjungi putra Muammar Qadhafi itu selama 30 menit di Zinta, Libya. Ia katakan, "Saif al-Islam Qadhafi mengaku mendapatkan makanan bagus dan perawatan kesehatan yang baik. Dia tidak komplain masalah kondisi fisik atas penahanannya," kata Abraham. "Hanya, dia ingin mendapatkan akses ke keluarga dan pengacara yang bisa membantu menyelesaikan kasusnya."
Mahkamah Kejahatan Internasional mendakwa Saif al-Islam, bersama ayah dan bekas Kepala Intelijen Libya Abdullah al-Senussi, terlibat dalam pembunuhan para pengunjuk rasa untuk menggulingkan kekuasaan Muammar Qadhafi, Agustus 2011.
Dewan Transisi Nasional (NTC) yang sekarang ini memegang kekuasaan sementara di Libya berkali-kali mengatakan tidak akan menyerahkan Saif al-Islam kepada siapa pun dan akan menggelar peradilan yang fair terhadap dirinya.
Otoritas Libya menahan Saif al-Sialm pada 19 November 2011, sebulan setelah ayahnya ditangkap dan dibunuh oleh para pemberontak. "Saif al-Islam layak mendapatan hak-haknya, termasuk 8.000 tahanan yang sekarang di penjara untuk memperoleh penasihat hukum," ujar Abraham.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, bulan lalu, mengatakan bekas pemberontak Libya menahan 7.000 tahanan. Para tahanan yang sebagian besar dari sub-Sahara Afrika itu tak mendapatkan pengacara.
Ban dalam keterangannya kepada media mengatakan para tahanan telah disiksa dan dibedakan berdasarkan warna kulit. Bahkan tahanan perempuan dijaga oleh laki-laki tanpa ada pengawalan perempuan lainnya. Tragisnya, tahanan anak-anak dicampur dengan pria dewasa.
Saif al-Islam katakan kepada Abrahams bahwa dia telah menerima kunjungan dari jaksa penuntut umum Abdelaziz al-Hasadi dan sejumlah pejabat pemerintahan Libya. Palang Merah Internasional juga pernah mengunjunginya.
Menurut Hasadi kepada kelompok HAM, Saif al-Islam dijamin akan memperoleh penasihat hukum dan fasilitas yang aman di Tripoli, termasuk melindunginya dari ancaman serta tak bisa melarikan diri.
Sesuai dengan prosedur undang-undang Libya, negara harus mengizinkan tahanan mendapatkan akses ke lawyer sejak dia diperiksa. "Pemeriksaan kami sangat terbuka termasuk memeriksa soal korupsi Saiful al-Islam sebelum dituntut masalah kejahatan perang," kata Hasadi.
REUTERS | CHOIRUL