TEMPO.CO, Jakarta - Asia kini menjadi sorotan utama untuk soal fashion, terutama merek branded. Contoh saja desainer Michael Kors yang baru saja membuka tiga tokonya di Singapura, Kualalumpur, dan Tokyo. Melihat fenomena tersebut desainer merek terkenal seperti Prada, Diane Von Furstenberg, dan Vivienne Westwood sepertinya tengah membidik pasar Cina.
Financial Times seperti dikutip Huffington Post pada 19 Desember lalu melaporkan pembeli Asia terutama Cina memilih pergi ke Eropa untuk berbelanja produk mewah tersebut. Financial Times menggambarkan betapa konsumen dari Cina rela merogoh koceknya demi mendapatkan barang yang harganya selangit itu di luar negeri ketimbang di negaranya sendiri.
Angela Ahrendst selaku Chief Executive Burberry mengatakan konsumen Cina bisa menghabiskan uang enam kali lebih banyak dibandingkan di negaranya sendiri. "Dengan mengatakan 'Aku membeli ini di London' menambah prestise untuk mereka," ujarnya.
Burberry, kata Angela, sangat mengandalkan pembeli dari Cina. Sebab angka penjualan yang diperoleh dari travelling luxury consumer, berdasarkan kategori yang ia bikin untuk pembeli dari Cina, ternyata lebih besar dari penjualan di negara Asia sendiri. Hitungan ini diperoleh dari 10 persen penjualan mereka berasal dari pembeli Cina yang tengah berkunjung atau anak-anaknya yang melanjutkan sekolah di luar.
Salah satunya adalah Zhing Xingzi, 33 tahun, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Nottingham, Inggris, yang mencoba berbagai macam sepatu di outlet Gucci di Inggris.."Di Cina, hanya beberapa orang dapat melakukan hal ini, tidak semua orang," katanya, seperti dilansir dari Financial Times, 16 Desember 2011.
Xingzhi tidak berbelanja sendirian hari itu. Ikut dengannya tiga temannya yang masing-masing melihat gerai merek terkenal lain seperti Burberry, Prada, Ugg, dan Juicy Couture. Ia mengatakan di negara asalnya barang merek terkenal dikenai pajak tinggi negara. Namun hal itu tidak menyurutkan keinginan atas belanja merek-merek internasional yang harganya selangit. "Tapi keinginan untuk mereka ada, dan kami akan membeli lagi di Cina jika harganya seperti di sini,” kata dia.
HUFFINGTON POST / FINANCIAL TIMES/ RIRIN AGUSTIA