TEMPO.CO , Caracas - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengkritik catatan hak asasi manusia Venezuela serta hubungannya dengan Iran dan Kuba. Dalam komentarnya kepada surat kabar Venezuela pada Senin, 19 Desember 2011, Obama mengatakan dia prihatin dengan ancaman terhadap demokrasi di negeri itu.
Komentar Obama itu ditanggapi Presiden Venezuela Hugo Chavez beberapa jam kemudian. Ia menyebut Obama sebagai “seorang badut”. Ia meminta Obama tidak mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.
“Tuan Obama keluar dan menyerang kami, tapi itu tidak mengejutkan kami. Obama, kerjakan urusanmu sendiri, fokuslah mengatur negerimu, yang kamu bawa ke dalam bencana. Jangan ganggu kami,” kata Chavez kepada televisi pemerintah.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan surat kabar El Universal, Obama mengatakan dia mengkhawatirkan tindakan pemerintah Venezuela yang telah membatasi hak umum warga negara itu dan mengancam nilai-nilai dasar demokrasi serta gagal memberikan keamanan di wilayah itu.
“Kami sangat khawatir melihat pembatasan kebebasan pers di Venezuela, dan upaya mengikis pemisahan kekuasaan yang perlu bagi perkembangan demokrasi,” ujarnya. “Kami ingin melihat pemilu berlangsung bebas dan adil.”
Chavez berulang kali mengkritik Amerika Serikat yang berusaha mencampuri urusan Venezuela dan bahkan mendongkelnya. Dia menang lagi pada pemilu ulang pada Oktober lalu.
AP | SAPTO YUNUS