TEMPO.CO , Bonn - Jerman mungkin sedang dilanda krisis. Tapi warganya masih bisa membeli kado-kado Natal. Meski begitu sejumlah penduduknya memilih berhemat.
Christoph Schmidt, 45 tahun, misalnya. Profesor yang bekerja di Deutsche Welle Akademie ini masih bisa merayakan Natal seperti biasa, membeli kado-kado untuk keluarganya, dan merancang perjalanan liburan Tahun Baru.
“Ini karena saya memiliki pekerjaan tetap,” kata Schmidt kepada Tempo. Dia menambahkan, karyawan yang paling terkena dampak krisis adalah para pekerja kontrak. Soalnya ada kemungkinan tidak diperpanjang kalau perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Toh, Schmidt memutuskan untuk berhemat. Krisis membuat ia urung membeli mobil baru dan memilih menabung. “Untuk berjaga-jaga,” ujar dia.
Sonya Angelica Diehn, 31 tahun, pekerja lepas, mengatakan harus pandai-pandai mengesuaikan anggaran, termasuk untuk kado Natal. Perempuan kelahiran Amerika Serikat itu mengaku sudah terbiasa menghadapi krisis ketika masih tinggal di Negeri Abang Sam. "Rasanya itu tidak terlalu mengubah kebiasaan hidup saya," ujar Sonya kepada Tempo.
Rupanya Sonya punya tip agar tetap bisa membeli hadiah Natal untuk teman-temannya. "Saya tidak pernah membeli hadiah yang mahal-mahal. Jadi, Natal tidak terlalu masalah.”
Menurut sebuah survei, pengeluaran atau belanja untuk hari Natal di Jerman naik sekitar 5 persen. Di tengah krisis ekonomi Eropa, Jerman dianggap sebagai negara yang perekonomiannya bisa menopang. Pemerintah negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugal, Irlandia, dan Yunani mencukur sejumlah anggarannya. Mulai dari dana pensiun, pelayanan umum, gaji pegawai negeri, dan dana perayaan Natal.
ARTI EKAWATI (JERMAN), NIEKE INDRIETTA (AP)