TEMPO Interaktif, Proses kematian bekas pemimpin Libya Muammar Qadhafi, yang ditangkap lantas dibunuh oleh para pejuang pada Oktober 2011, bisa jadi masuk kategori kejahatan perang. Demikian keterangan jaksa penuntut umum Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) seperti dikutip media.
Luis Moreno-Ocampo, Kamis, 15 Desember 2011, mengatakan, "Saya kira pembunuhan terhadap Qadhafi merupakan kejahatan perang. Menurut saya, ini isu sangat penting."
Pernyataan Moreno-Ocampo keluar sehari setelah putri bekas pemimpin Libya, Aisha Qadhafi, meminta ICC melakukan investigasi atas kematian ayah dan saudara laik-lakinya di tangan para pejuang Libya.
Jaksa ICC ini mengatakan bahwa dia telah mengirimkan surat kepada kepala pemerintahan sementara Dewan Transisi Nasional (NTC), menanyakan apakah pemerintah berencana melakukan investigasi soal kejahatan perang yang dilakukan oleh berbagai kelompok termasuk para pejuang.
oreno-Ocampo mengatakan sesuai dengan statuta Roma soal pembentukan pengadilan kejahatan perang, ICC akan segera bergerak hanya jika otoritas Libya tidak mau atau tak sanggup melakukannya. Namun, dengan tekanan negara-negara sekutu, NTC berjanji melakukan investigasi mengenai bagaimana Qadhafi dan putranya, Mutassim, tewas.
Kolonel Muammar Qadhafi tewas pada 20 Oktober 2011 setelah ditangkap oleh para pejuang di kediamannya di Kota Sirte. Pejabat NTC menyebutkan kematian Qadhafi akibat sebuah peperangan antara pejuang dan para loyalis pemegang kekuasaan 42 tahun Libya. NTC berjanji akan melakukan investigasi menyusul tekanan Barat.
Para pemberontak menemukan Qadhafi di dalam sebuah pipa drainase panjang dan dalam keadaan berdarah setelah terjadi pertempuran dengan loyalis Qadhafi di kampung halamannya di Kota Sirte.
Qadhafi berada di dalam pesembunyiannya pada Agustus lalu, enam bulan setelah posisinya goyah menyusul serbuan udara pasukan NATO ke Libya yang berlangsung selama lima bulan.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL