TEMPO Interaktif, Jakarta - Iran mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam pelanggaran wilayah udaranya oleh pesawat pengintai Amerika Serikat dan meminta "langkah-langkah efektif dan jelas". Perwakilan permanen Iran di PBB, Mohammad Khazaee, kemarin menyampaikan nota ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Salinan surat tertanggal 8 Desember itu didapat Xinhua, Jumat, 9 Desember 2011. Salinan juga dikirim ke Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, yang tengah memegang kepemimpinan Dewan Keamanan PBB, dan Nasser A. al-Nasser, presiden sesi ke-66 Majelis Umum PBB.
Baca Juga:
"Saya menyampaikan hal-hal yang bisa menjadi perhatian Anda tentang operasi-operasi provokatif dan terselubung terhadap Republik Islam Iran oleh pemerintah Amerika Serikat," demikian surat Khazaee. "Baru-baru ini, satu pesawat intai Amerika berkode RQ-170 melanggar wilayah udara kami. Pesawat itu masuk sejauh 250 kilometer di wilayah utara Kota Tabas."
Kamis malam lalu, televisi nasional Iran melansir cuplikan video 2,5 menit yang menunjukkan pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ditembak jatuh pada Ahad lalu. Di situs resmi Garda Revolusioner juga terpajang foto Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh di sebuah lokasi rahasia mengamati, yang disebut para pejabat Iran sebagai pesawat tak berawak, Sentinel RQ-170 itu.
Para pakar keamanan global kemarin menyebutkan sensor-sensor di pesawat itu sangat berharga. Direktur Eksekutif Global Security.org, John Pike, menduga misi pengintaian di Iran sudah dilakukan. Model pesawat setipe dilaporkan dipakai memata-matai kompleks Usamah bin Ladin sebelum penyerbuan yang menewaskannya Mei lalu. Pesawat jenis itu bisa menyajikan gambaran permukaan tiap jengkal yang tak bisa dilakukan satelit.
Baca Juga:
Angkatan Udara Amerika sudah merilis beberapa detail dan tidak ada foto dari Sentinel RQ-170. Siluman itu diduga jatuh pekan lalu di Iran. Komando militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afganistan mengaku kehilangan kontrol sebuah pesawat intai tak berawak di dekat Iran. Seorang pejabat senior Pentagon, yang tak mau disebut namanya, menyatakan pesawat intai itu berada dalam misi untuk CIA.
Menurut Direktur 21st Century Defense Initiative pada Brooking Institution, Peter Singer, rezeki nomplok dari pesawat yang hilang ini adalah radar canggih dan sensor-sensornya. "RQ-170 menggendong radar yang sama yang bakal dipakai di jajaran jet tempur top Amerika Serikat--F-22 dan jet terbaru F-35," ujarnya kemarin.
Singer mengatakan Cina satu generasi di belakangnya dalam pengembangan kemampuan radar tersebut dan akan sangat tertarik mendapatkannya. "Ini permata bagi mereka," katanya. "Pesawat tak berawak juga diduga menggendong sensor canggih buat mengendus situs-situs nuklir."
XINHUA | USA TODAY | REUTERS | DWI ARJANTO