TEMPO Interaktif, Honduras - Kongres Honduras menyetujui peraturan yang berisi larangan berboncengan bagi pengendara sepeda motor karena bisa digunakan untuk kejahatan. Pelarangan tersebut keluar menyusul kian meningkatnya peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh sejumlah pengendara sepeda motor.
Kongres juga menyetujui usulan pemerintah tentang undang-undang yang memperbolehkan penyadapan sebagai upaya mencegah tindak kejahatan. Namun hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu privasi seseorang.
Honduras, negara yang tak jauh dengan Meksiko, memiliki angka pembunuhan tertinggi di dunia. Rata-rata 82 persen dari 100 ribu pembunuhan per tahun. Oleh karena itu, pemerintah Honduras perlu memiliki payung hukum untuk mencegah kejahatan. Dengan demikian, sejak undang-undang tersebut diketuk, maka rakyat Honduras atau siapa pun dilarang naik motor berdua.
Enam bulan silam, Presiden Porfirio Lobo menyampaikan permohonan agar ada payung hukum untuk melindungi rakyat dari kejahatan. "Kami tahu bahwa hal ini akan mempengaruhi salah satu bagian masyarakat tertentu," kata anggota Kongres, Erick Rodriguez, sebagaimana dikutip koran El Heraldo. Namun, jelasnya, negara akan terus melangkah melawan kejahatan.
Selama ini, sepeda motor di Honduras kerap digunakan untuk tindak kejahatan. Selasa, 6 Desember 2011, jurnalis Luz Marina Paz dan sopirnya tewas ditembak oleh orang tak dikenal ketika dalam perjalanan menuju Ibu Kota Tegucigalpa. Kejadian berikutnya, sejumlah pria yang mengendarai motor membunuh bekas penasihat keamanan gubernur, Alfredo Landaverde, di dalam mobilnya.
Honduras dikenal sebagai salah satu negara di Amerika Tengah yang merupakan kunci transit penyelundupan ganja dari Amerika Selatan ke pasar Amerika Serikat. Hal ini kerap dimanfatkan oleh para mafia Meksiko sehingga tak jarang terjadi perang gangsters di negeri ini. November lalu, otoritas Honduras mengerahkan pasukan bersenjata untuk menumpas para begundal ganja.
Baca Juga:
BBC | CHOIRUL