TEMPO Interaktif, MOSKOW:-Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin kemarin menuding Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton sebagai pihak yang mendorong dan mendanai aksi demo yang memprotes hasil pemilu parlemen Rusia pada Selasa lalu.
Pernyataan Nyonya Clinton yang menyebut pemilu parlemen Rusia harus diusut karena penuh manipulasi dan kecurangan, menurut Putin, menjadi sinyal bagi para oposisi untuk melakukan aksi protes.
“Mereka mendengar sinyal itu dan, dengan dukungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mereka mulai melakukan aksi,” kata Putin melalui televisi, Kamis 8 Desember 2011.
Putin mengingatkan bahwa pemerintah Rusia akan mengambil tindakan terhadap kelompok garis kelas yang menentang dan berusaha mempengaruhi proses politik Rusia. Moskow telah mempersiapkan 50 ribu polisi dan 2.000 tentara paramiliter di jalan-jalan untuk menjaga keamanan.
Aksi demo protes dijanjikan akan berlanjut dengan jumlah pendemo yang lebih besar. Melalui media sosial seperti Facebook, sekitar 25 ribu orang telah menyatakan siap turun ke jalan esok hari (Sabtu, 10 Desember). Mereka akan berdemo di Taman Revolusi Moskow dan 75 kota lainnya.
Baca Juga:
Mengetahui rencana aksi demo besar-besaran ini, Deputi Wali Kota Moskow Alexander Gorbenko mengingatkan bahwa demonstrasi hanya boleh dilakukan oleh 300 orang. Selebihnya, Gorbenko mengatakan akan menyediakan tempat yang lebih nyaman. Terhadap pendemo yang melakukan pelanggaran akan dikenakan penahanan selama 15 hari.
Dari Praha, Republik Chek, Presiden Rusia Dmitry Medvedev kemarin memerintahkan pengusutan atas dugaan terjadi kecurangan dalam pemilu parlemen pada Ahad lalu. Bersamaan dengan itu, ia meminta parlemen yang baru untuk memulai bekerja. “Hal utama sekarang adalah menenangkan saraf dan membiarkan parlemen mulai bekerja,” ujarnya.
TELEGRAPH I RIA NOVOSTI I REUTERS I MARIA RITA