TEMPO Interaktif, Beijing - Polisi Cina menahan 608 orang yang diduga sebagai pelaku perdagangan anak dan membebaskan 178 bocah yang siap dijual ke berbagai tempat. Di antara bocah yang dikumpulkan dari 10 provinsi itu, terdapat sejumlah bayi. Demikian keterangan pihak kepolisian kepada pers, Rabu, 7 Desember 2011.
Dalam pernyataannya kepada media, Menteri Keamanan Publik mengatakan mereka menangkap para pelaku kejahatan tersebut pada 30 November 2011 lalu. "Keberhasilan ini merupakan kemenangan terbesar melawan kejahatan perdagangan anak."
"Polisi di wilayah selatan Provinsi Sichuan pada Mei lalu menangkap seorang pria bernama Cai Liancho yang telah memperdagangkan 26 anak ke wilayah lainnya," jelas menteri.
Pada kasus lainnya, tambah menteri, polisi di sebelah timur Fujian sejak Agustus telah mengamati anak-anak yang dijual ke sejumlah warga oleh seorang perempuan bernama Chen Xiumei dan kelompok lainnya yang diduga sebagai gangster penjualan anak.
Perdagangan anak di Cina sangat marak karena didukung oleh pemahaman tradisional masyarakat di sana bahwa anak laki-laki merupakan pewaris keluarga. Akibat pemahaman tersebut, banyak terjadi aborsi, pembunuhan, atau ditelantarkannya anak-anak perempuan oleh keluarga.
Dampak dari pemahaman ini menyebabkan terjadi ketidakseimbangan antara anak-anak berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Oleh karena itu, muncul berbagai tindak kriminal dengan modus penculikan anak laki-laki sebagai pewaris keluarga sementara anak gadis ditukar harta untuk mas kawin.
REUTERS | CHOIRUL