TEMPO Interaktif, Moskow - Gagal meraih suara mayoritas di parlemen (State Duma), Partai Rusia Bersatu (United Russia Party) akan berkoalisi dengan tiga partai yang sudah lama berkolaborasi dengan Kremlin, yakni Partai Komunis, Partai Demokrasi Liberal Rusia (LDPR), dan Just Russia.
Rencana koalisi disampaikan oleh Ketua Komisi Eksekutif Pusat Partai Rusia Bersatu, Andrei Vorobyov, kepada wartawan, Senin, 5 Desember 2011.
Hingga berita ini diturunkan, sudah 95 persen suara yang masuk ke Komisi Pemilu Rusia. Hasilnya, Rusia Bersatu meraih 49,67 persen suara. Dengan begitu, partai pendukung Perdana Menteri Vladimir Putin untuk maju sebagai presiden pada pemilu 4 Maret 2012 hanya meraih 238 kursi dari 450 kursi di Duma. Pada Pemilu 2007, Rusia Bersatu meraih suara mayoritas 64 persen dengan meraih 315 kursi.
Voronyov mengatakan hasil pemilu seperti ini membuatnya ragu Putin bisa menang dalam pemilu presiden nanti. “Kami kehilangan rasa percaya diri. Tidak ada yang bisa kami lakukan,” ujarnya.
Begitupun, ia melanjutkan, partainya akan melakukan segala cara untuk memastikan Putin menang dalam pemilu.
Baca Juga:
Menyusul kegagalan meraih suara mayoritas dalam pemilu parlemen, Ketua Partai Rusia Bersatu sekaligus juru bicara Duma, Boris Gryzlov, dikabarkan akan mengundurkan diri. Namun pemimpin tertinggi partai, Sergi Neverov, membantahnya kemarin. “Kami cukup puas dengan juru bicara yang kami miliki,” ucap dia.
Kekalahan Rusia Bersatu di luar perkiraan Kremlin. Pavel Salin, analis dari Pusat Penilaian Politik yang berbasis di Moskow percaya bahwa metode kampanye tradisional yang dilakukan Rusia Bersatu sudah tidak sesuai lagi dengan situasi sekarang. Misalnya, dengan mendominasi media, mendukung elite di wilayah-wilayah tertentu, dan upaya Kremlin memerintahkan bawahannya melakukan tekanan terhadap oposisi.
“Rusia Bersatu membuat kesalahan strategi kampanye yang serius sehingga timbul kesalahan taktis,” ujar Salin. “Pendekatan kampanye seperti ini sama caranya dengan pendekatan pada Pemilu 2007. Namun masyarakat Rusia secara serius telah berubah.”
GUARDIAN I RADIO FREE EUROPE I REUTERS I MARIA RITA