TEMPO Interaktif, Brussels: Inggris menutup Kedutaan Besar Iran di London dan mengusir seluruh staf diplomatiknya kembali ke Teheran dalam waktu 48 jam, Kamis 1 Desember 2011. Dikatakan bahwa penyerbuan atas misi Inggris di Teheran pada Selasa lalu oleh ratusan mahasiswa tak bakal terjadi tanpa perhatian dari pemerintah Iran. Saat itu massa memecahkan kaca-kaca kedutaan dan membakar bendera Inggris, termasuk foto Ratu Elizabeth II.
Inggris juga mendesak para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Iran sehubungan dengan program nuklirnya. Tapi belum pasti apakah sanksi baru EU akan sejauh seperti sebuah embargo minyak.
"Saya berharap kami akan menyepakati hari ini langkah-langkah tambahan bahwa bakal ada intensifikasi tekanan ekonomi untuk Iran, tekanan ekonomi damai yang sah, khususnya meningkatkan isolasi sektor finansial Iran," ujar Menteri Luar Negeri Inggris William Hague di Brussel.
Hague membantah kaitan antara penyerbuan kedutaan dan pertemuan UE kemarin di Brussel, ketika para menteri menyusun peta tanggapan EU atas laporan bulan lalu dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). "Saya harap kami akan sepakat soal program nuklir Iran. Tak ada langkah-langkah sebagai reaksi atas apa yang terjadi atas kedutaan kami," kata Hague kepada radio BBC.
Dari Teheran, Iran kemarin membebaskan 11 pendemo garis keras yang ditahan karena menyerang gedung Kedutaan Besar Inggris dan kompleks diplomatiknya. Menurut kantor berita setengah resmi Fars, 11 orang yang disebut sebagai mahasiswa dilepas pada Rabu tengah malam waktu setempat. Belum ada penjelasan ihwal pelepasan itu. Di bawah hukum Iran, pelaku perusakan gedung bisa dihukum penjara hingga tiga tahun.
Reuters | BBC | AP | Dwi Arjanto