TEMPO Interaktif, NAYPYIDAW: -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton, Rabu 30 November 2011 sore untuk pertama kali memijakkan kakinya di Myanmar. Pesawat yang membawa Clinton mendarat di Bandara Naypyidaw. Ia disambut oleh Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar Myo Myint.
Sebelum berkunjung ke Myanmar, Clinton mengunjungi Kota Busan, Korea Selatan. Di kota ini Clinton menjelaskan, Amerika Serikat berharap ada langkah maju yang jelas untuk menunjukkan terjadinya perubahan yang akan bermanfaat bagi rakyat Myanmar.
"Saya akan memastikan sendiri dan atas nama pemerintah kami mengenai kesungguhan pemerintah sekarang untuk melanjutkan reformasi, baik politik maupun ekonomi," ujar Clinton.
Selama tiga hari di Myanmar, Clinton dijadwalkan bertemu dengan Presiden Myanmar U Thein Sein di Istana Presiden pagi ini. Keduanya akan membahas kemungkinan langkah bersama yang dilakukan oleh kedua negara untuk mengakhiri permusuhan yang terjadi selama beberapa dekade. Clinton juga dijadwalkan bertemu dengan pemimpin parlemen Myanamr sebelum kemudian berkunjung ke Rangoon.
Perbaikan hubungan dengan Myanmar, menurut seorang pejabat senior Amerika Serikat, akan membentuk kembali diplomasi Amerika Serikat di kawasan ini. Geopolitik pemerintahan Obama saat ini berfokus pada Asia sebagai upaya mengatasi dominasi Cina di bidang politik dan ekonomi di kawasan ini.
Agenda lain yang akan dibahas adalah penyelesaian konflik etnis dan pembebasan lebih dari 1.600 tahanan politik. Secara khusus, Clinton juga akan membahas kerja sama Myanmar dengan Korea Utara dan tekanan yang telah dilakukan sejumlah pejabat Amerika agar pemerintah Myanmar menyetujui peninjauan oleh Badan Energi Atom Internasional.
Pada pekan lalu, Senator Amerika Serikat dari Partai Republik untuk Komisi Hubungan Luar Negeri, Richard G. Lugar, mengatakan pemerintah sudah mengetahui sejak 2006 bahwa Myanmar serius mengembangkan senjata nuklir dengan bantuan Korea Utara.
| NEW YORK TIMES I REUTERS I IRRAWADDY I MARIA RITA