TEMPO Interaktif, Seoul - Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak akhirnya menandatangani 14 kesepakatan pembatasan yang akan diterapkan pemerintah Korea Selatan sebelum membuka perdagangan bebas dengan Amerika Serikat (AS), Selasa 29 November 2011. Lee Myung Bak menandatangani kesepakatan setelah selama seminggu partai Lee yang juga partai berkuasa, melalui Majelis Nasional, memutuskan menyetujui dibukanya jalur perdagangan bebas Korea Selatan dan AS. Meskipun persetujuan itu melalui perdebatan yang cukup panjang.
Kesepakatan yang ditandatangani Lee meliputi ketentuan mengenai perdagangan yang adil, kebijakan monopoli, dan pajak lokal. Seorang pejabat perdagangan Korea Selatan menyebutkan, Lee akan menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan AS awal tahun ini tanpa melalui persetujuan parlemen Korea Selatan.
Pemerintahan Korea Selatan di bawah kepemimpinan Lee berharap kesepakatan perdagangan bebas ini dapat efektif dijalankan mulai 1 Januari. Perdagangan bebas ini diharapkan juga memberi dampak positif bagi perkembangan perekonomian Korea Selatan.
Sementara itu, menyikapi rencana perdagangan bebas Korea Selatan-AS, aktivis oposisi di Korea Selatan terus melakukan demonstrasi besar-besaran. Mereka menentang kesepakatan itu dan menganggap sebagai kegembiraan Washington yang menari di atas penderitaan pekerja Korea Selatan.
"Ini akan sangat berbahaya bagi penghidupan warga Korea Selatan, apabila perdagangan bebas dengan AS jadi dibuka," ujar salah satu warga bernama Park Shin Yang, 40 tahun. "Semua produk asli Korea bisa tidak laku karena masuknya produk asing," tutur dia.
AP | CHETA NILAWATY