TEMPO Interaktif, Putri diktator Uni Soviet Josef Stalin, Svetlana Alliluyeva, meninggal dunia dalam usia 85 tahun akibat kanker di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat, 22 November 2011. Demikian kabar pejabat Amerika yang diterima BBC Rusia, 28 November 2011.
Perempuan yang juga dikenal sebagai Lana Peters ini meninggalkan tanah kelahirannya pada 1967 ke Amerika Serikat. Semasa hidupnya Lana Peters telah menulis empat buah buku, dua buku memoarnya best seller.
Kendati sudah berpuluh tahun hidup di negeri "musuh" bapaknya, sebagai bagian propaganda kudeta Amerika Serikat, dia tak bisa menghindar dari bayang-bayang ayahnya.
Ketika Peters tiba di Amerika Serikat, dia mengatakan bahwa "kehadirannya di sini atas dasar kemauan sendiri dan tak ingin tinggal di Rusia". Kepergiannya ke Amerika Serikat dilakukan diam-diam melalui kedutaan besarnya di Rusia. Bahkan dia mendapatkan suaka.
Tak lama setelah itu dia membakar paspornya karena penolakannya terhadap komunis dan ayahnya seraya menyebut "ayahnya tak bermoral dan seorang monster".
Baca Juga:
Dia lulus dari Universitas Moskow pada 1949, selanjutnya bekerja sebagai guru dan penerjemah. Perempuan pembangkang ini menikah empat kali, tiga pernikahannya dilakukan di Rusia, melahirkan dua anak yang semuanya ditinggalkan di Rusia.
Buku memoar pertamanya berjudul Twenty Letters to a Friend diterbitkan pada 1967 dan menghasilkan uang sekitar US$ 2,5 juta (Rp 23 miliar). Svetlana Alliluyeva sengaja mengambil nama Lana Peters ketika menikah dengan suami keempatnya yang seorang arsitek, William Wesley Peter, di Amerika Serikat.
Pasangan ini tinggal di Wisconsin dan dikaruniai seorang putri bernama Olga sebelum keduanya bercerai pada 1973. Lana Peters sempat kembali ke Uni Soviet pada 1980. Tapi kehadirannya ditolak keluarga besar Stalin, sehingga dia harus kembali ke Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara dengan koran Independent pada 1990, Peters mengaku sudah tak punya uang, apalagi harus hidup bersama Olga dan menyewa rumah.
BBC | CA