TEMPO Interaktif, Kairo - Masyarakat Mesir belum mengetahui siapa yang akan dipilihnya pada pemilu parlemen pertama kali yang diadakan hari ini, Senin, 28 November 2011. Tujuan utama mereka hanya meminta kepastian Komandan Dewan Keamanan Militer Mesir, Marsekal Hussein Tantawi, untuk mundur segera.
"Saya tidak tahu siapa yang akan saya pilih," ujar Mustafa Attiya Ali, 50 tahun, warga Mesir yang baru pertama kali mengikuti pemilu. "Kami tidak tahu siapa saja calon presidennya, tapi saya dan teman-teman akan memutuskan malam ini," tambahnya.
Mesir untuk pertama kalinya menyelenggarakan pemilu setelah kejatuhan pemimpin mereka, Husni Mubarak, 9 bulan lalu. Kini, pemerintahan diambil alih pemerintah transisi di bawah Dewan Keamanan Militer Mesir.
Meski pimpinan Dewan Keamanan Militer Mesir, Marsekal Hussein Tantawi, menjamin pemilu akan diadakan secara demokratis, banyak pihak yang masih tidak bisa mempercayai omongannya. "Saya benar-benar berkonsentrasi terhadap pengawasan kotak pemilu sepanjang malam di pusat pemilihan umum," ujar seorang insinyur dari Alexandria, Hussein Ali.
Pemilu putaran pertama Mesir diwarnai dengan aksi protes yang telah berlangsung 3 minggu. Sekitar 50 orang tewas dalam unjuk rasa yang dilakukan di Tahrir Square. Meski protes berlangsung besar-besaran, pemerintah transisi tidak bergeming.
Sesuai kesepakatan sebelumnya, mereka akan menyerahkan pemerintahan kepada administrasi sipil pada bulan Juni mendatang setelah presiden baru terpilih.
CBS NEWS | CHETA NILAWATY