TEMPO Interaktif, Kairo - Penguasa militer Mesir menolak tuntutan para pengunjuk rasa untuk mundur dari pemerintahan pada Kamis, 24 November 2011. Bahkan, mereka mengatakan akan tetap melaksanakan putaran pertama pemilu parlemen tepat waktu pada pekan depan meski kerusuhan pecah di Kairo dan sejumlah kota lainnya.
Dewan Militer yang berkuasa menyatakan mereka tak sama dengan rezim Husni Mubarak yang mereka gantikan. Namun, para pengunjuk rasa menilai para jenderal itu setali tiga uang dengan Mubarak karena bersikap arogan, mengancam, dan menggunakan pasukan keamanan secara brutal.
Para demonstran tidak akan meninggalkan Lapangan Tahrir, Kairo, sampai para jenderal mundur untuk mendukung Dewan Kepresidenan Sipil. “Yang kami ingin dengar adalah kapan mereka mundur. Lengsernya jenderal itu tinggal menunggu waktu,” kata Khaled Mahmoud, seorang demonstran di Lapangan Tahrir.
Jenderal yang dia maksud adalah Hussein Tantawi yang menjabat Menteri Pertahanan selama 20 tahun di era Mubarak, sebelum menggantikan bosnya itu pada Februari lalu.
Mayor Jenderal Mamdouh Shaheen, salah seorang dari dua anggota Dewan Militer yang berkuasa, mengatakan tidak akan ada penundaan pemilu. “Pemilu akan digelar tepat waktu dengan tiga tahap pemilihan yang dijadwalkan.”
Kedua jenderal itu mengklaim massa yang membanjiri Lapangan Tahrir tidak mewakili seluruh rakyat Mesir. Mereka mengingatkan akan terjadi kekacauan bila mereka mundur.
SAPTO YUNUS | AP