TEMPO Interaktif, Jakarta - Putra mendiang Muammar Qadhafi, Saif al-Islam, mengatakan kondisinya baik-baik saja setelah tertangkap di wilayah Kota Obari, Libya, kemarin. Tapi sebagian jari Saif terlihat terluka dan dibalut perban.
Kepastian ini didapat setelah koresponden Reuters di Libya, Marie-Louise Gumuchian, sempat melontarkan dua pertanyaan yang dijawab Saif di dalam pesawat Cargo buatan Uni Soviet yang mengantar Saif dari Kota Obari ke Kota Zintan. Sabtu, 19 November 2011. Begini isi wawancara kilat itu:
Apa Anda merasa baik-baik saja? "Ya," begitu jawab Saif singkat.
Lalu, kenapa ibu jari dan dua jari tangan kanannya diperban? "Luka-luka, Akibat serangan udara NATO, satu bulan yang lalu."
Marie memastikan pria yang ditanyanya itu adalah Saif. Namun sayang, pria berusia 30 tahun dengan ciri berjenggot itu enggan berbicara panjang-lebar. Saif pun bergeming diam saat dikonfirmasi dirinya adalah anak bungsu mantan pemimpin Libya.
Menteri Kehakiman pemerintahan sementara Libya, Mohammed al-Alagy, mengatakan Saif dan beberapa pengawalnya ditangkap dekat Kota Obari oleh para pejuang yang berada di kota pegunungan Zintan.
Rombongan Saif mencoba melarikan diri ke negara tetangga, Niger. Tidak ada tokoh senior lainnya yang ditangkap. "Kami telah menangkap Saif al-Islam Qadhafi di daerah Obari," kata al-Alagy.
ILHAM