TEMPO Interaktif, WASHINGTON-Tak cuma Istana Negara yang rajin disatroni unjuk rasa. Gedung Putih, Senin 7 November 2011 kebanjiran sekitar 8 ribu demonstran, termasuk pemenang Nobel Perdamaian Jody Williams dan aktor nominator Oscar Mark Ruffalo. Gara-garanya, Presiden Obama menyetujui rencana pembangunan pipa minyak transnasional senilai US$ 7 miliar.
Uniknya, peserta unjuk rasa mengenakan berbagai macam kostum seperti beruang kutub berwarna putih yang membawa pipa minyak imitasi berukuran besar, saling bergandengan tangan mengelilingi Gedung Putih. Mereka menyatakan menolak proyek Keystone XL, proyek pemipaan yang akan mengirim minyak dari gurun di Alberta, Canada ke kilang di Houston dan Port Arthur, Texas.
Sementara sejumlah pengunjuk rasa lain membawa spanduk bertuliskan “Occupy Earth.” Saat unjuk rasa terjadi, Presiden Obama sedang bermain golf di Fort Belvoir di Virginia.“Kami tidak bisa menduduki Gedung Putih, tapi setidaknya bisa menduduki sekitarnya,” kata Bill McKibben, salah seorang pengunjuk rasa dari organisasi lingkungan Amerika Serikat.
Mark Ruffalo, aktor yang masuk dalam nominasi Academy Award tahun lalu ikut bersuara. “Saya di sini untuk mengirim pesan ke Presiden Obama agar menghentikan proyek pipa Keystone XL,” katanya.
“Saya memilih Obama sebagai Presiden karena dia berjanji akan membuat perubahan, ini kesempatan buat dia untuk mewujudkannya,” Jody Williams, pemenang Nobel Perdamaian pada 1997, menambahkan.
Margot Kidder, aktris yang bermain dalam film Superman juga bergabung dalam kerumuman massa. “Saya dengar dia memang lagi main golf, tapi kini dia sedang perjalanan balik ke rumahnya, ini pertanda bagus,” ujarnya.
Penolakan atas proyek pemipaan ini bermula dari kekhawatiran akan adanya pencemaran lingkungan. Pasalnya, minyak yang dihasilkan dari daerah berpasir berpotensi besar menimbulkan korosi pada dinding pipa. Area yang dinilai rawan adalah sekitar Ogallala, di Nebraska.
Keystone XL telah menjadi isu politik pada masa pemerintahan Obama sejak bocornya email yang menceritakan hubungan dekat antara pejabat pemerintah dengan pelobi TransCanada, Paul Elliott.
NIEKE INDRIETTA | DAILY MAIL