TEMPO Interaktif, Jakarta: - Perseteruan antara Gubernur Bangkok dan Perdana Menteri Thailand semakin memanas. Rabu 2 November 2011, Gubernur Sukhumbhand Paribatra mengirim 200 polisi untuk mengamankan perbaikan pintu air kanal (Khlong) Sam Wa. Pintu air itu pada Ahad lalu dirusak oleh ribuan warga yang marah.
"Saya adalah direktur manajemen bencana di Bangkok berdasarkan Undang-Undang Darurat Bencana," Sukhumbhand menjelaskan alasan aksinya. Karena itu, kata Sukhumbhand, ia berhak mengirim polisi Bangkok untuk menjaga pintu air, yang dibuka atas perintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Senin lalu.
Berdasarkan aturan tersebut, warga yang menghalangi polisi dan pekerja perbaikan pintu air dapat diganjar hukuman 3 bulan penjara dan denda 6.000 baht atau Rp 1,7 juta. Tindakan ini, menurut Sukhumbhand, terpaksa dilakukan karena, jika pintu air rusak, terjangan air bah akan merendam Ram Intra dan Jalan Ram Khamhaeng.
Insiden perusakan pintu air Sam Wa juga menyebabkan 50 distrik lain di Bangkok terancam terendam. Deputi Gubernur Thirachon Manomaipiboon mengatakan tiga distrik di Bangkok segera kebanjiran, yakni Bang Kapi, Saphan Sung, dan Bung Kum. Begitu juga dengan kawasan industri Bangchan.
Untuk itu, para pekerja kini tengah membangun dinding raksasa dari karung pasir sebagai penghalang aliran air dari utara. Meski begitu, Thirachon pesimistis usaha ini akan berhasil. "Sistem di sini cukup rumit. Air di satu daerah dapat mengalir hingga 20 kilometer," ujarnya.
| BANGKOK POST | THE NATION | REUTERS | SITA PLANASARI A.