TEMPO Interaktif, PARIS -—Pengakuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) atas negara Palestina pada Senin lalu harus dibayar mahal. Lembaga itu kehilangan seperlima pendanaan anggarannya.
Amerika Serikat, yang menolak mengakui Palestina, tak akan membayar angsuran negaranya, yang mencapai US$ 60 juta pada tahun ini. Mereka akan menangguhkan seluruh pendanaan ke depan. Padahal UNESCO sangat bergantung pada dana Washington, yang nilainya setara dengan 22 persen anggaran lembaga tersebut per tahun.
“Kami seharusnya mengirim pembayaran sebesar US$ 60 juta pada November ini, tapi kami tak akan melakukan pembayaran itu,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, di Washington kemarin.
Palestina dinyatakan sebagai anggota resmi UNESCO setelah menang voting 107:14. Amerika, Australia, dan Kanada menolak keanggotaan penuh Palestina. Adapun 52 negara anggota abstain, termasuk Inggris dan Jepang. Seusai penghitungan, para delegasi yang mendukung Palestina bertepuk tangan dan berteriak dalam bahasa Prancis, “Hidup Palestina!”
“Kebahagiaan memenuhi hati saya. Ini benar-benar momentum bersejarah,” ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki, Senin lalu. Sebaliknya, Duta Besar Israel untuk UNESCO, Nimrod Barkan, mengatakan keputusan itu “sesuatu yang sangat salah bagi hukum internasional dan peluang untuk perdamaian”.
Victoria Nuland menyebut voting itu “disesalkan dan prematur”. “Ini merusak tujuan bersama kita untuk sebuah perdamaian komprehensif, adil, dan abadi di Timur Tengah,” ucapnya. Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menyebut keputusan UNESCO sebuah gangguan bagi negosiasi langsung antara Israel dan Palestina.
Senin lalu, Sekretaris Jenderal UNESCO Irina Bokova mengungkapkan kecemasannya soal ancaman penangguhan dana Washington itu. Namun ia mengaku pasrah. “Ini tanggung jawab saya. Saya prihatin atas stabilitas keuangan organisasi.”
Meskipun sumber anggaran melorot 22 persen, faktanya UNESCO pernah bertahan di masa lalu. Tercatat, Amerika Serikat sempat keluar dari UNESCO saat periode Presiden Ronald Reagan. Namun mereka bergabung kembali dua dekade kemudian di bawah Presiden George W. Bush.
AP | ABC News | RTT | The Australian | Dwi Arjanto