TEMPO Interaktif, Bekas pemberontak dari sayap kiri terpilih menjadi Wali Kota Bogota setelah dia memenangkan pemilihan umum.
Gustavo Petro, bekas gerilyawan yang bergabung dengan kelompok perlawanan M-19 ini, berhasil meraup dukungan 32 persen suara. Salah satu kiat kemenangannya adalah "selalu mengumandangkan perang terhadap korupsi" dalam setiap kampanye.
Saingan terkuat pria 52 tahun itu adalah Erique Penalosa, rekan dekat bekas presiden Alaro Uribe. Dia hanya meraih 25 persen suara.
Dalam pidatonya, Petro katakan bahwa kemenangannya itu merupakan bukti bahwa masih ada peluang melakukan rekonsiliasi di Kolombia. Negeri ini, jelasnya, senantiasa diwarnai kekerasn yang melibatkan kelompok sayap kiri dengan gerilyawan kanan menyebabkan banyak korban tewas.
Selama konflik, sudah ribuan orang meregang nyawa yang melibatkan tentara pemerintah dengan gerilyawan yang melakukan perdagangan obat bius.
"Bogota telah memilihnya sebagai Wali Kota, seorang putra perdamaian 1989," ujar Petro di depan pendukungnya. "Bogota katakan, 'yes' untuk rekonsiliasi dan 'yes' demi perdamaian."
Petro mendapatkan pengampunan dari pemerintah setelah sempat mendekam dalam bui selama dua tahun karena keterlibatannya di M-19.
BBC | CA