TEMPO Interaktif, Istambul - Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang Turki pada Minggu, 23 Oktober 2011 siang telah menelan korban jiwa sebanyak 138 orang. Sebelumnya jumlah korban diperikirakan lebih dari 1.000 orang. "Ini gempa terdahsyat selama sedekade ini,"kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dalam CNN, hari ini.
Menurut Erdogan, setidaknya 93 orang tewas di Kota Van dan 45 lainnya meninggal di Ercis. Adapun yang luka mencapai 350 orang. "Beberapa orang masih terperangkap di bawah reruntuhan," katanya. Kini situasi di kota-kota Turki yang dilanda gempa porak-poranda. Misalnya di Kota Van dan Ercis, puluhan bangunan bertingkat ambruk. "Sekitar 55 bangunan runtuh, 25 apartemen dan gedung sekolah ambruk di Ercis saja," kata Perdana Menteri.
Erdogan mengatakan, upaya penyelamatan terus berlanjut hingga malam. Jumlah korban tewas akan meningkat saat informasi dari kota lain dan desa terpencil datang. Gempa ini meruntuhkan 80 bangunan di Erics dan 10 di Van. Bahkan, Kepala Institut Seismological Kandili di Istanbul memperkirakan korban jiwa bisa mencapai 1.000 orang.
Seorang pejabat di pusat krisis Provinsi Kota Van mengatakan pada kantor berita Reuters, sekitar 600 orang luka-luka dan 300-400 orang belum ditemukan. "Terkubur di bawah puing-puing bangunan runtuh," kata pejabat tersebut. Banyaknya bangunan runtuh menimbulkan kekhawatiran bahwa angka kematian bisa meningkat secara substansial.
Ilmuwan AS mencatat lebih dari 100 gempa susulan yang terjadi dalam waktu 10 jam sejak gempa 7,2 skala Richter itu. Ada yang besarnya 6,0 skala Richter. Petugas menyarankan orang untuk menjauh dari rumah yang rusak karena bisa runtuh dalam gempa susulan.
Warga sipil yang bergabung dalam pencarian putus asa karena hanya menggunakan tangan kosong dan di bawah lampu sorot bertenaga generator.
Wartawan Al Jazeera, Anita McNaught, melaporkan dari Van, tim penyelamat tidak memiliki alat yang tepat untuk mencari korban dan hanya menggunakan peralatan dari perbaikan jalan di dekatnya."Semua orang di sini sangat ingin membantu, tetapi tidak ada yang memiliki alat yang tepat dan keahlian," katanya. Mereka mengatakan mereka dapat mendengar suara-suara, tetapi begitu banyak suara di sana sehingga tidak bisa mengambil langsung.
Upaya penyelamatan pergi jauh ke malam di bawah lampu sorot bertenaga generator. Pekerja diikat di batang baja beton yang besar di Van, kemudian mengangkat mereka dengan mesin berat.
Warga menangis dekat reruntuhan satu bangunan berlantai delapan, berharap bahwa kerabat yang hilang bisa ditemukan. Saksi mata mengatakan delapan orang ditarik dari reruntuhan, namun gempa susulan sering menghambat upaya pencarian. Seorang gadis remaja ditarik keluar hidup-hidup, ia disambut dengan tangisan haru.
Beberapa tahanan lolos dari penjara di Van setelah salah satu dindingnya runtuh. TRT televisi mengatakan sekitar 150 tahanan telah melarikan diri, namun seorang pejabat penjara mengatakan jumlah itu jauh lebih kecil, namun ada yang ditangkap kembali.
Gempa juga mengguncang bangunan di negara tetangga Armenia dan Iran. Di ibu kota Armenia Yerevan, 160 kilometer dari Ercis, orang-orang ketakutan, namun tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan. Armenia pernah merasakan gempa dahsyat pada tahun 1988 yang menewaskan 25 ribu orang.
Turki memang rawan gempa. Pada 1999 gempa besar penah menghantam barat Laut Turki yang menewaskan lebih dari 20 ribu orang. Adapun pada Maret 2010 gempa berkekuatan 6,0 SR menewaskan 51 orang di Turki timur, sedangkan pada tahun 2003, sebuah gempa 6,4 SR menewaskan 177 orang di kota tenggara Bingol.
ILHAM