TEMPO Interaktif, NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan negara-negara Asia Tenggara sedang dilanda krisis kemanusiaan akibat hujan deras dan banjir bandang. Lebih dari 700 orang telah tewas akibat bencana alam di Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Laos. Dan akhir pekan lalu, banjir mendadak menerjang Myanmar.
Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP) Noeleen Heyzer pekan lalu mengatakan, PBB siap memberikan dukungan bagi masyarakat yang terkena bencana alam tersebut.
Sedangkan menurut Senior Koordinator Regional bersama badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko dan Bencana (UNISDR), Jerry Velasquez, dalam jangka panjang, negara-negara tersebut membutuhkan kerangka kerja yang lebih komprehensif untuk mengatasi bencana alam, khususnya banjir.“Tidak ada kerangka kerja komprehensif sehubungan dengan banjir dan saya pikir ini isu utamanya,” ujar Velasquez.
Kota Bangkok, ibu kota Thailand, dilanda banjir setelah seminggu lebih aparat bersama penduduk mencegah banjir memasuki Bangkok. Hingga kemarin, debit air terus naik sehingga penghuni Kota Bangkok diminta bersiap-siap untuk mengungsi ke tempat lebih aman.
Menurut Gubernur Bangkok Sukhumbhand Paribatra, ketinggian air Sungai Chao Phraya telah naik lebih dari 2 meter dan meluber ke jantung Kota Bangkok.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pada Sabtu lalu mengingatkan penduduk bahwa sebagian kawasan di Bangkok akan terendam banjir hingga enam minggu ke depan.
Menurut Pusat Penanggulangan Banjir Nasional di Bandara Don Mueang, Bangkok, banjir telah merendam 175 distrik di 28 provinsi. Sebanyak 2,45 juta orang terkena dampak banjir dan 356 orang tewas, serta 2 orang dinyatakan hilang akibat banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir.
Di kawasan tengah Myanmar, banjir yang terjadi mendadak pada Jumat lalu telah merenggut nyawa lebih dari 147 orang. Sementara itu, sedikitnya 320 orang dinyatakan masih hilang akibat tanah longsor dan banjir bandang.
Tidak kurang dari 500 unit rumah di kawasan permukiman kumuh Kyhatthit di bantaran Sungai Shwechaung hanyut tersapu banjir. “Tebing sungai longsor sekitar 400 atau 500 yard panjangnya di beberapa tempat. Terjadi erosi tanah sedalam 15-20 kaki dan rumah-rumah itu terseret arus air,” ucap seorang penduduk.
Hujan badai, banjir, dan tanah longsor yang melanda Myanmar akhir pekan lalu disebabkan oleh badai siklon di Teluk Bengal dan bergerak ke arah timur laut, yakni India-Myanmar.
VOA | CHANNEL NEWS ASIA | IRRAWADDY | MIZZIMA | MARIA RITA