TEMPO Interaktif,Yordania - Penjabat sementara Perdana Menteri Libya, Mahmud Jibril, mengatakan negaranya akan menggelar pemilihan umum guna memilih sebuah dewan nasional. Dewan ini bertugas merancang konstitusi sekaligus membentuk pemerintahan negara yang kaya akan minyak di Benua Afrika tersebut. "Dalam delapan bulan mendatang rakyat harus dibiarkan memilih," ujarnya kemarin.
Jibril, yang tengah menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Yordania, lebih lanjut mengatakan prioritas pertama pemerintah sementara saat ini melucuti senjata yang beredar di jalan-jalan. "Stabilitas dan ketertiban mesti ditegakkan," kata bekas Ketua Dewan Pembangunan Ekonomi Nasional Libya semasa pemerintahan Muammar Qadhafi itu.
Hari ini Libya akan mengumumkan "kemerdekaan nasional" Libya baru berkaitan dengan tewasnya pemimpin Libya selama 42 tahun, Kolonel Qadhafi, pada Kamis pagi lalu. Namun anggota dewan Transisi Nasional masih terbelah soal tempat. Beberapa memilih di Tripoli, lainnya di Benghazi, kota poros gerakan anti-Qadhafi.
"Pengumuman akan diadakan di Benghazi pada pukul 05.00 (pukul 22.00 WIB), Ahad, di pengadilan," ujar seorang pejabat senior NTC yang tak bersedia disebut namanya. Pernyataan "kemerdekaan" setelah delapan bulan bertempur melawan pendukung Qadhafi ini akan dipimpin Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil.
Mulanya Jibril mengatakan pengumuman akan digelar pada Sabtu, tapi belakangan berubah lantaran NTC belum bisa memutuskan kapan akan mengubur jasad Qadhafi; putranya, Mutassim; dan sejumlah pendukungnya yang dibantai petempur NTC di Sirte. NTC juga belum menetapkan di mana jasad sang kolonel akan dikubur.
Hingga kemarin jasad Qadhafi dan Mutassim masih dipajang di ruang berpendingin sebuah toko daging di Misrata. Sejumlah warga Libya antre melihat jasad orang yang mengklaim "Raja Diraja di Afrika" itu. Sebagian pengunjung memotret jasad dengan lubang peluru di sisi kiri kepala dan di perut tersebut.
Proklamasi Libya baru itu juga dibayang-bayangi tuntutan Badan Hak Asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lembaga tersebut meminta agar dilakukan pengusutan atas tewasnya Qadhafi, yang rekaman video pembunuhannya beredar via Internet di seluruh penjuru dunia. "Rekaman itu sungguh sangat mengganggu," kata Rupert Colville, juru bicara badan tersebut.
Hal senada juga diutarakan Amnesty International. "Penyelidikan penuh secara independen mutlak diperlukan," demikian kata lembaga pegiat hak asasi yang bermarkas di New York itu. Safia, janda mendiang Qadhafi, dan Aisha, putrinya yang mengungsi ke Aljazair, telah mendesak PBB menyelidiki kematian Qadhafi dan Mutassim.
l AP | REUTERS | TELEGRAPH | DAILYMAIL | ANDREE PRIYANTO