TEMPO Interaktif, Mumbai – Sebanyak 285 anak gadis India beramai-ramai mengganti nama mereka, Sabtu 22 Oktober 2011, untuk memulai kehidupan yang baru. Upacara penggantian nama ini digelar oleh pejabat distrik India, Satara, di negara bagian Maharashtra dengan tujuan memerangi diskriminasi gender yang telah membuat negara itu memiliki lebih banyak anak lelaki daripada anak perempuan.
Sebelumnya para gadis itu diberi nama "Nakusa" atau "Nakushi" oleh orang tua mereka yang dalam bahasa Hindi berarti "tak diinginkan". Sebagian dari mereka mengganti nama tersebut dengan nama artis Bollywood seperti "Aishwarya" atau nama Dewi Hindu seperti "Savitri". Sebagian lainnya memilih nama yang lebih tradisional seperti "Vaishali" yang berarti "sejahtera, cantik, dan bagus".
"Kini teman-teman sekolah saya akan memanggil saya dengan nama baru ini dan itu membuat saya bahagia," kata gadis berusia 15 tahun yang sebelumnya diberi nama Nakusa oleh kakeknya yang kecewa dengan kelahirannya. Ia memilih nama baru "Ashmita" yang dalam bahasa Hindi berarti "sangat tangguh " atau "sekuat karang ".
Buruknya nasib para gadis di India menjadi sorotan belakangan ini setelah sensus penduduk tahun ini menunjukkan penurunan dalam rasio jenis kelamin di negara itu dalam satu dekade terakhir dari 927 anak gadis berbanding 1.000 anak lelaki pada usia 6 tahun menjadi 914 gadis berbanding 1000 anak lelaki.
Penurunan rasio itu merupakan akibat dari banyaknya aborsi terhadap janin berkelamin perempuan atau penelantaran yang membuat tingginya tingkat kematian anak perempuan.
Masalah ini sangat serius, sehingga undang-undang India melarang semua rumah sakit memberitahukan jenis kelamin bayi dalam kandungan untuk mencegah aborsi yang dilakukan berdasarkan pemilihan jenis kelamin bayi.
Salah satu penyebab warga India lebih memilih memiliki anak lelaki adalah tingginya biaya pernikahan yang harus dikeluarkan pihak perempuan. Bahkan banyak keluarga yang menikahkan anak perempuan mereka harus terjerat dalam utang untuk membayar mahar.
Di pihak lain, para lelaki lebih diuntungkan karena mereka bukan saja bisa membawa pulang pengantin wanita tapi juga maharnya.
AP | A. RIJAL