TEMPO Interaktif, Jenewa - Komisariat Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat, 21 Oktober 2011, mendesak agar digelar penyelidikan terhadap tewasnya pemimpin Libya terguling, Kolonel Muammar Qadhafi, 69 tahun, pada Kamis siang lalu. "Kami perlu tahu apakah dia tewas dalam pertempuran atau dieksekusi," kata Rupert Colville, juru bicara komisi tersebut.
Dalam rekaman video yang beredar luas di seluruh penjuru dunia itu, Qadhafi terlihat masih hidup saat ditangkap. Wajah dan pakaiannya penuh bercak darah. Rekaman yang berasal dari kamera video di telepon seluler tersebut juga memperlihatkan bagaimana pemimpin Libya selama 42 tahun itu dikerubuti dan didorong para pemberontak.
Sebuah rekaman lain memperlihatkan peluru menembus kepalanya. "Rekaman video itu sungguh sangat mengganggu," ujar Colville. Karena itu, kata dia, Komisariat Tinggi PBB berkeinginan mendapatkan penjelasan dari pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC). "Kami benar-benar membutuhkan penjelasan."
Pejabat Perdana Menteri NTC Libya, Mahmud Jibril, menegaskan, pihak NTC tak pernah memerintahkan membunuh Qadhafi dan keluarganya. "Dia tewas terkena peluru di kepala dalam pertempuran," kata Jibril.
Berbagai macam kesaksian menunjukkan adanya kesimpangsiuran bagaimana Qadhafi menjemput ajalnya. Seorang pejuang NTC Libya, Salem Bakeer, menceritakan, saat ditangkap setelah lolos dari serangan udara, Qadhafi seperti orang linglung. "Apa yang salah? Apa yang salah? Ada apa ini?" katanya menirukan Qadhafi. Qadhafi lalu digiring ke mobil yang penuh dengan petempur NTC. "Saat itu, kaki dan punggungnya terluka."
Lain lagi cerita Omran Jouma Shawan, juga petempur NTC. "Dia ditembak oleh pengawalnya sendiri," katanya.
Sebelumnya, tak lama setelah saluran televisi Libya, Lil Ahrar, melansir kabar tewasnya Qadhafi, pejabat NTC, Abdel Majid Mlegta, mengatakan Qadhafi tewas dalam adu tembak. "Dia tersudut dalam pertempuran," tuturnya.
Abdel Majid mengungkapkan, Qadhafi berusaha melawan saat akan ditangkap. Akhirnya, mantan penguasa selama 42 tahun itu diangkut dengan ambulans ke Misrata. "Darah terus mengucur dari perutnya. Jarak ke rumah sakit cukup jauh. Dia wafat dalam perjalanan," katanya.
Tapi seorang pejabat NTC lain yang tak mau disebut namanya membenarkan bahwa Qadhafi dieksekusi. "Mereka (para petempur NTC) memukuli dia, lalu membunuhnya. Inilah perang," ujarnya.
Lantaran desakan pemeriksaan tersebut, jenazah Qadhafi; putranya, Mutassim; dan sejumlah petinggi Libya pendukungnya yang lain; batal dimakamkan kemarin. Semula, Qadhafi akan dimakamkan selepas salat Jumat. "Dia akan mendapatkan haknya sebagai seorang muslim," kata Abdul-Salam Eleiwa, salah seorang komandan petempur NTC di Misrata.
AP | REUTERS | CBS | DAILYMAIL | ANDREE PRIYANTO