TEMPO Interaktif, Saint-Brieuc - Niger menyatakan pemerintahnya tidak mempunyai rencana untuk mengekstradisi putra bekas pemimpin Libya terguling yang juga bekas pemain bola, Saadi Qadhafi, ke pengadilan di Libya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Brigi Rafini, Kamis, 29 September 2011, saat berkunjung ke Prancis.
Sebelumnya Interpol mengirimkan permintaan resmi kepada seluruh anggota badan kepolisian internasional, termasuk Niger, untuk menangkap Saadi karena dituduh melakukan kejahatan saat dia memimpin federasi sepak bola negara.
"Saadi Qadhafi berada di Niamey dalam keadaan aman di bawah pengusaan pemerintah. Saat ini tidak ada permintaan ekstradisi ke Libya," ujar Rafini di Kota Saint-Brieuc, sebelah barat Prancis. "Saya ingin yakinkan bahwa dia dalam pengamanan kami," tambahnya.
Pria berusia 38 tahun itu meninggalkan Libya menuju negara tetangga Niger setelah pasukan revolusioner Komisi Transisi Nasional (NTC) menyerbu ibu kota Tripoli dan menjatuhkan kekuasaan ayahnya yang telah digenggam selama 42 tahun.
Dalam sebuah pernyataan, Interpol katakan bahwa Saadi "diduga menggelapkan properti secara paksa dan melakukan intimidasi menggunakan senjata ketika dia memimpin Federasi Sepak Bola Libya."
"Selaku komandan kesatuan militer, dia terlibat dalam pemberangusan demonstrasi warga sipil hingga terjungkalnya rezim Libya. Saadi Qadhafi juga menjadi target pelarangan perjalanan oleh PBB dan pembekuan aset."
Interpol telah mengirimkan red notice untuk Saadi Qadhafi dan Saif al-Islam Qadhafi. Hingga saat ini, keberadaan Muammar Qaadhafi belum diketahui pasti. Sebagian orang percaya bekas penguasa Libya itu bersembunyi di sebelah selatan kawasan padang pasir yang dilindungi oleh para pejuang dari etnis Tuareg.
ARAB NEWS | CA