TEMPO Interaktif, MOSKOW: Perdana Menteri Vladimir Putin, 58 tahun, siap maju dalam pemilihan Presiden Rusia pada Maret 2012. Presiden Dmitry Medvedev, 46 tahun, menawarkan posisi presiden kepada Putin pekan lalu. Posisi ini pernah ditempati Putin pada 2000-2008.
"Saya ingin langsung saja mengatakan: Medvedev dan saya, kami bersepakat sudah lama, beberapa tahun lalu, tentang apa yang dilakukan di masa depan, dan siapa yang harus mengerjakan apa," kata Putin.
Partai berkuasa Rusia Bersatu, yang dibentuk oleh Putin, memaparkan tentang pengajuan Putin sebagai presiden seusai rapat mendengarkan pernyataan Medvedev. Dan Medvedev sendiri menyatakan tidak akan maju dalam pemilihan mendatang.
Reaksi beragam dilontarkan setelah Putin memastikan maju dalam pemilihan presiden. Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin kemarin menyatakan mundur dari jabatannya jika Putin terpilih sebagai presiden. "Intinya bukan tidak ada orang yang menawarkan pekerjaan kepada saya. Ketidakcocokan saya (dengan Medvedev) yang melarang saya bergabung di pemerintahan ini," ujar Kudrin.
Kudrin dihormati para investor atas upayanya membawa Rusia keluar dari krisis ekonomi pada 2008. Ia juga digadang-gadang untuk maju sebagai calon perdana menteri pada pemerintahan mendatang.
Baca Juga:
Dari jajak pendapat baru-baru ini tentang sejumlah kandidat yang berpeluang maju dalam pemilihan presiden, muncullah nama nasionalis, Vladimir Zhirinovsky atau politikus Komunis, Gennady Zyuganov, dan tokoh oposisi liberal yang juga mantan perdana menteri, yakni Mikhail Kasyanov. Hasil jajak pendapat menyebutkan lemahnya dukungan terhadap mereka. Nama Putin dianggap paling berpeluang.
Kebijakan Putin yang keras terhadap pemberontak Chechen, dukungannya kepada sejumlah pengusaha kaya raya, serta sikapnya yang tak ramah kepada Amerika Serikat dan sekutunya, diduga akan berlanjut jika dia kembali terpilih sebagai presiden. Demokrasi di Rusia juga diramalkan akan mandek.
Deputi Direktur Yayasan Yeltsin, Yevgeny Volk, mengatakan kembalinya Putin ke Kremlin akan membawa kembali kenangan buruk tentang stagnasi perekonomian dan politik Rusia di bawah pimpinan Leonid Brezhnev pada 1970-an dan awal 1980-an.
"Ini tanda bertumbuhnya stagnasi di dalam tubuh elite politik dan ini artinya Putin, jika terpilih, dapat berkuasa selama 12 tahun hingga 2024," ujar Volk.
Seorang analis politik independen Dmitry Oreshkin berpendapat, Putin melihat Medvedev lemah dalam mendorong Rusia keluar dari masalah. Untuk itu, ia memutuskan mengambil alih posisi tersebut. "Putin paham negara ini tidak akan berjalan sangat mudah. Dibutuhkan keputusan yang tegas, sehingga dia memutuskan mengambil alih posisi itu," kata Dimitry.
| REUTERS I WASHINGTON POST I MARIA RITA