TEMPO Interaktif, TRIPOLI - Pasukan pemberontak Libya mengklaim telah menemukan tumpukan senjata kimia di gurun pasir sebelah selatan, di lokasi di mana para pemberontak menangkap sejumlah loyalis Muammar Qadhafi beberapa hari lalu.
Juru bicara Dewan Transisi Nasional kepada Guardian, Kamis 22 September 2011 mengatakan, tempat penyimpanan senjata kimia itu ditemukan di kawasan Jufra, sekitar 435 mil atau 700 kilometer arah selatan Tripoli.
Libya seharusnya sudah menghancurkan seluruh stok senjata kimianya pada awal 2004 sebagai bagian dari pemulihan rekayasa bersama Inggris dan Barat. Penghapusan senjata kimia ini juga merupakan penyempurnaan dari program nuklir.
Namun pemantau internasional, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia, meyakini Libya masih menyimpan 9,5 ton senjata gas beracun di lokasi tersembunyi. Senjata kimia itulah yang baru saja ditemukan dan diamankan oleh para pemberontak.
Pada 2010, Libya menghancurkan sedikitnya 15 ton bubuk sulfur. Jumlah ini berkisar setengah dari stok yang ada. Penghancuran senjata kimia itu berakhir pada 15 Mei lalu. Inspeksi yang dilakukan dua tahun sekali pada waktu itu menemukan tidak ada bukti Libya menghidupkan kembali program senjata kimianya.
Selain telah menemukan senjata kimia, para pemberontak mengklaim telah menguasai hampir seluruh Sebha, kota terbesar di kawasan itu yang ditempati oleh sejumlah suku yang loyal kepada Qadhafi. Tempat ini juga pos penting untuk masuk ke Niger.
Diduga kuat, Qadhafi masih bersembunyi di Sebha bersama anak keduanya yang melarikan diri menghindar dari pemberontak, Saif al-Islam. Namun para pemberontak tidak menemukan jejaknya di Sebha.
Juru bicara militer kelompok pemberontak kemarin melaporkan kawasan selatan oasis telah dikuasai lewat pertempuran sengit. “Al Jufra Hun, Waddan, dan Sokna dibebaskan,” kata juru bicara itu.
GUARDIAN I BBC I MARIA RITA