TEMPO Interaktif, Bekas Presiden Afganistan Burhanuddin Rabbani dan empat anggota masyarakat lainnya tewas dalam sebuah serangan bunuh diri di kediamannya di ibu kota Kabul, Selasa, 20 September 2011.
Rabbani yang pernah menjabat sebagai Presiden Afganistan pada 1990-an, belum lama ini memimpin Dewan Perdamaian Tinggi, mendapatkan tugas khusus dari Presiden Hamid Karzai untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban.
Dalam keterangannya kepada Al Jazeera, Ismail Qasimyar, salah satu wakil almarhum di Dewan Perdamaian, membenarkan bahwa Rabbani dan empat anggota Dewan lainnya tewas diserang.
Wartawan Al Jazeera Abdullah Shahood melaporkan dari Kabul, Rabbani tewas diserang saat beliau sedang mengadakan pertemuan dengan utusan Taliban di kediamannya.
"Keterangan itu saya peroleh usai berbicara dengan salah seorang anggota Dewan Perdamaian Tinggi di dekat rumah Rabbani," kata Shahood.
"Dia katakan, kejadian itu bermula dari sebuah pertemuan dengan Taliban. Pada pertemuan itu, salah seorang anggota mendekatinya dan mencoba bersalaman, selanjutnya dia menekan detonator sehingga bom yang diletakkan di dalam surbannya meledak."
Serangkaian ancaman pembunuhan terhadap Rabbani sudah berlangsung sejak 2001. Dia menjabat sebagai Presiden Afganistan sebelum negeri itu jatuh ke tangan Taliban pada 1996. Setelah dia diusir dari Kabul oleh Taliban pada 1996, dia memimpin Aliansi Utara untuk melawan Taliban hingga tumbang pada 2001.
Presiden Karzai yang sedang melakukan lawatan ke Amerika Serikat untuk mengikuti Sidang Umum PBB langsung mempersingkat kunjungannya setelah mendengar serangan mematikan terhadap pendahulunya seraya mengutuk kejadian tersebut. "Kematian Rabbani tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan perdamaian."
AL JAZEERA | CA